Berlanjut.
*****
"Benar yang Ibu katakan padaku."
Lay maju beberapa langkah ke depan, dia berdiri membelakangi Lalisa untuk sesaat, sebelum akhirnya dia berbalik badan kembali dan melihat Ibunya.
Lalis yang masih merasa lemas itu mencoba untuk bangun, walau terbatah-batah tapi dia sudah cukup baik untuk bisa berdiri kembali.
"Apa maksudmu, sayang? Perkataan apa yang kamu maksudkan itu? Ibu tidak mengerti?"
Tentu dia tidak mengerti, toh Lay juga belum menjelaskan semuanya. Lagi pula Lay juga baru mengatakannya sedikit, jadi inti dari cerita ini belum terlihat.
"Mungkin Ibu sudah melupakannya, tetapi aku masih sangat mengingat itu semuanya."
Lay semakin membuat Lalisa bingung saja. Teka-teki apa yang akan dimainkan putranya itu?
"Lalu, sekarang apa lagi? Apa Ibu harus mengingat-ingat apa yang pernah Ibu katakan padamu?"