Kisah kelam di masa lalu membuat Lalisa memilih untuk menyembunyikan semuanya dari Rio. Bukan dia ingin lari dari kenyataan, tetapi dirinya merasa Rio belum saatnya mengetahui semua itu.
"Ibu!"
Rio memanggil dari balik pintu. Lalisa berbalik badan dan melihat Putranya yang ada di sana.
"Sayang!" Dia berlari cemas pada Rio.
Seorang Ibu tidak akan sanggup jika melihat Buah Hatinya terluka, jangankan jatuh pingsan terkena sayatan kecil pun seorang Ibu akan sangat mencemaskan anaknya.
"Kenapa kamu ada di sini, Sayang? Kenapa tidak tidur saja di kamarmu? Jika ada yang diperlukan kamu bisa memanggil Ibu, dan Ibu akan segera datang ke kamarmu, Sayang."
Lalisa membantu Rio untuk berjalan. Dia memapah Rio untuk duduk di sofa yang telah tersedia di sana.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya."
Duduknya secara perlahan, dengan dibantu Ibunya. Rio tampak masih sangat pucat di wajahnya, dan tubuhnya juga belum bisa berdiri dengan tegap.