"Lay? Ingin kemana dia?"
Penuh tanda tanya. Laras mempertanyakan kemana langkah Lay itu? Seperti orang linglung, Lay berjalan menuju jalan yang salah.
Mencemaskan seorang teman itu sudah menjadi hal yang wajar. Jika tidak ada kecemasan mungkin ada yang salah dari pertemanannya.
"Rio. Rio!"
Berkata cepat sembari menepuk bahu. Ungkapannya begitu mengejutkan, tanpa perlu berteriak Rio juga pasti akan mendengarnya. Dia tidaklah Tuli, telinganya masih berfungsi dengan baik.
"Ada apa? Kau tidak perlu berteriak seperti itu, aku bukan patung batu yang tidak bisa mendengar. Tanpa kau berteriak aku juga pasti mendengarnya… Memangnya ada apa?"
"Lihat Lay! Dia mau pergi kemana?"
"Mungkin ke kelas."
Itu adalah logikanya, jika Lay pergi sudah pasti dia akan masuk ke dalam kelas, apa lagi?
"Bukan itu sepertinya... Kelas kita ada di sana! Tapi kenapa dia berjalan ke arah lain?"
"Kau benar. Kelas kita ada di ujung lorong ini, lalu kenapa dia berjalan ke arah sana? Ingin kemana dia?"