Baik Ranya maupun Raja Byun sama-sama mendekatkan dahi masing-masing dan membuat kebersamaan keduanya semakin erat, berseri-seri sudah seperti dunia milik berdua.
Tapi ini tidak akan bertahan lama, "Tuan!"
Salah seorang datang mendekat dan memecah keromantisan Ranya dan Byun. Terlepas semuanya ketika suara yang baru saja hadir menyapa mereka.
"Hm… Hm." Dia bergumam, sembari merapikan pakaiannya, dan Ranya ikut membantu.
"Ada apa?"
Raja Byun telah kembali pada dirinya yang tegas. Mata nanar dan bersuara garang, sedangkan yang baru saja tiba itu segera duduk menunduk, dan menyembunyikan wajahnya dalam lingkup tangan dia.
"Maaf Tuanku, Raja Matahari mulai memasuki aula Istana serta beliau juga memberikan ini pada saya, agar saya menyampaikannya pada Tuanku."
Dia telungkup dengan kedua tangan mengangkat, serta gulungan kertas berwarna coklat yang ada di antara kedua tangannya itu dia serahkan kepada Raja Byun.