Nalendra bersandar pada kursi kerjanya. Dia berputar-putar seperti seseorang yang tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan asistennya---Troy sedang menunggu perintah Nalendra selanjutnya.
"Bagaimana rencana Tuan untuk selanjutnya? Tentu, Tuan ingin saya mencari informasi lebih tentang dokter cantik itu 'kan?"
Nalendra memajukan kursinya yang memiliki empat huah rota kecil di keempat kakinya.
Dia mencondingkan tubuhnya, melipat kedua tangan di permukaan meja yang datar, dan menempelkannya di dagu.
"Menurutmu, apa yang harus kuperbuat selanjutnya? Maksudku tindakan apa yang sebaiknya aku lakukan?"
"Haruskah aku mengatakan perasaanku padanya secara terbuka, tapi apa dia akan mau menerimanya?" Ragu. Nalendra dilanda kebimbangan.
Isi benaknya tidak lepas nari Anjali. 'Anjali, Anjali, Anjali' hanya Anjali yang terus menari-nari dalam pikirannya.