"Ibu!"
Ara berteriak memanggil Ibunya. Suaranya yang begitu keras bergema hingga seisi Istana menjadi bergetar. Banyak pelayan yang keluar dari tempat mereka, hanya untuk menemui Ara yang tengah berteriak itu.
"Ada apa sayang? Mengapa kamu berteriak memanggil Ibu seperti orang yang sedang mencari sesuatu saja. Ibu tidak kemana-mana, Ibu sedang ada di ruangan lain tadi bersama dengan Ayahmu? Ada apa mengapa kamu berteriak di pagi-pagi hari seperti ini?"
Tria datang dari ruangan lain dengan raut dan expresi wajah cemas. Dia berlari menuju putrinya yang sedang gelagapan itu, takut-takut terjadi sesuatu pada Ara.
"Ibu…."
Ara yang berlari itu langsung saja merengek pada Ibunya seperti anak kecil yang meminta uang untuk dibelikan permen.
"Apa lagi sayang? Kenapa pagi-pagi seperti ini kamu sudah membuat seisi istana menjadi heboh. Ada apa? Katakan pada Ibu jangan merengut seperti bayi. Kamu terlihat jelek kalau sedang merengek"