Setelah memakaikan cincin di jari manis Ara. Jeno pun melangkah beberapa langkah untuk lebih dekat dengan Ara.
Keduanya begitu dekat, bahkan sangat dekat. Jeno sendiri mulai memajukan bibirnya agar bisa mengecup kening Ara. Sepertinya? Terlihat dari gerak-geriknya itu.
Ara merasa ini terlalu cepat, tetapi tidak masalah. Dia dengan senang hati akan menerima kecupan itu dari Jeno, karena itulah yang diharapkannya.
Ara memejamkan kedua matanya, saat Jeno yang semakin dekat dengan dirinya. Terus mendekat, dan membuat Ara tak sabar dibuatnya.
"Ara, bagun sudah pagi. Buka matamu, Sayang," ungkap Jeno demikian.
Hm? Sontak itu membuat Ara bertanya-tanya. Ungkapannya begitu salah. Pikirnya.
Ara tidak membuka matanya, hanya saja dia merasa ada hal janggal dari perkataan Jeno.
"Ara, buka matamu sayang. Ini sudah pagi."
Lagi-lagi Jeno berkata seperti itu, membuat Ara curiga.
"Ara! Bagun! Sudah pagi!"