Ajeng dan kawan-kawan pergi menuju kamar mereka masing-masing dengan ditemani oleh Rossy.
Tanpa sengaja fokus Ajeng terbagi dua terlebih dahulu. Bola matanya tertuju pada salah satu kamar yang pintunya terbuka. Menurutnya itu aneh karena pintu kamar yang lain tertutup hanya kamar itu yang terbuka.
"Kau kenapa?" Ardi menyenggol Ajeng karena hanya dia yang tidak fokus pada jalan.
"Bukan apa-apa. Aku hanya aneh saja dengan kamar yang pintunya terbuka di sana!"
Ajeng berbisik pada Ardi. Dia bergumam di telinga Ardi sambil menunjukan kamar yang dirasanya sangat aneh itu.
"Mungkin saja nyonya Rossy lupa menutupnya. Mengapa kau mempermasalahkannya? Bisa saja pintunya terbuka karena angin. Kita tidak tahu, bukan?" balas Ardi santai.
Dugaan Ardi tidak salah, Ajeng pun memiliki pemikiran ke sana. Hanya saja gadis ini ragu dengan pikirannya sendiri.