Setelah mengirim anak-anak, Anty bergegas pergi ke sekolah.
Hanya saja dia tidak pergi ke kelas atau ke laboratorium, dia malah meminta gurunya untuk membekukan sekolah.
Begitu guru Anty mendengar bahwa dia akan menangguhkan sekolah, dia tidak tahan melepaskan orang lain, dan dengan penuh semangat menasihatinya.
Anty memutuskan untuk menangguhkan sekolah.
"Guru, sesuatu benar-benar terjadi di rumah. Aku tidak bisa pergi ke sekolah lagi. Beri aku waktu dua tahun. Bolehkah aku melanjutkan sekolah setelah menyelesaikan pekerjaan rumah? Jika aku tidak bisa membekukan sekolah, maka aku hanya bisa putus sekolah."
Sang guru masih menganggap Anty dengan serius.
Dia diterima di Universitas Pancasila sebagai juara provinsi. Setelah masuk sekolah, dia belajar sambil melakukan penelitian. Sekarang dia telah melakukan beberapa hasil. Bagaimana bisa guru rela membiarkan dia putus dari bibit yang baik? mengajukan cuti formalitas untuknya.