"Kau bisa memangis sepuasmu," ucap Pangeran Dimitri.
"Keluarkan apa yang membuatmu sedih!" sambungnya lagi. Putri Isabel mencoba memeluk lelaki itu. Dia menumpahkan segala kegelisahannya. Menyempitkan ego yang mengerogoti hatinya saat ini.
"Aku sakit!" serunya.
"Ia, menangislah! Jangan berusaha berpura-pura kuat jika kau tidak sekuat anggapanmu."
"Terlihat lemah juga bukan sebuah kesalahan," ucap Pangeran Dimitri dengan lembut. Dia mengelus kepala Putri Isabel dan membuat perempuan itu semakin menangis dengan keras.
"Orang-orang akan datang ke sini, kau tidak mau berhenti menangis?" tanya Pangeran Dimitri. Dia memandangi wajah perempuan cantik itu.
"Kau juga lupa bahwa dirimu sedang memelukku, apakah kau tidak mengingatnya, Putri Isabel?" sambung Pangeran Dimitri.
Setelah air matanya terhenti. Putri Isabel spontan melepaskan pelukan lelaki itu. Dia segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai paling bawah.
"Kau aneh!" umpat Pangeran Dimitri.
