Salah satu tangan Putri Isabel digengam dengan kuat. Dia menangis di ujung lorong istana. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Hatinya hancur berkeping-keping memandangi wajah Pangeran Hery yang begitu mencintai perempuan di depannya. Lelaki itu sama sekali tidak terlihat kaku.
Sangat berbeda saat Pangeran Hery bersamanya. Hampir tidak pernah lelaki bersikap manja atau mengucapkan kata mesrah. Hati Putri Isabel seperti di hancurkan dengan kenyataan yang pahit.
Apakah Pangeran Hery benar setia kepadanya? Pikirnya kemudian. Putri Isabel terisak menangis sambil mengigit bibir bawahnya.
Dia sama sekali tidak tahan melihat pemandangan di depannya saat ini. Dia tidak memiliki pilihan lain.
Lelaki yang merupakan kekasihnya memilih orang lain. Memilih seseorang yang bahkan mirip dengan wajahnya. Bukankah hal itu sesuatu yang sangat menyakitkan?.
Putri Isabel menangis dalam lorong istana yang gelap. Berharap tidak ada seorang pun yang menemukannya saat ini.