Helen tersenyum saat bagun dari tempat tidurnya. "Aku akan menggunakan tongkat ajaib itu," gumam Helen kemudian. Dia lalu bergegas turun dari ranjang dan membuka lemari.
"Apakah Bibi Lala dan Miss. Derlina tidak akan marah jika aku bolos sehari?" sahutnya dalam hati. Helen mencoba mengambil ponselnya dan menelepon Bibi Lala. Dia harus menjelaskan bahwa sakit perutnya semakin parah dan dia tidak bisa berangkat kerja.
"Hallo!" ucapnya.
"Ada apa? Kamu mau bolos lagi?" cerutus Bibi Lala tanpa jeda. Helen menelan salivanya. Dia sangat tidak suka jika perempuan paruh baya itu berteriak. "Aku hanya ingin katakan, aku sakit perut!" ucap Helen.
"Halo?" gumamnya. Tidak ada suara terdengar dari perempuan itu. "Bibi Lala?" tanyanya. "Terserah kamu, aku sudah malas dan bosan menghadapi alasanmu," sahut Bibi Lala kemudian. Perempuan itu mematikan sambungan telepon.
"Benar-benar sial!" umpat Helen.