"Tidak... tidak apa-apa.. " Jawab Briella Amora terbata.
Kenapa dia sangat mirip dengan Erme, mata hazel dan juga senyum itu. Benar-benar sangat mirip Erme. Batin Dansel Emerick. Hingga 5 menit berlalu, nampak pelayan dengan nampan yang berisi dua cangkir kopi, dan secangkir teh, juga dessert sebagai camilan.
Sambil menatap dalam cangkir Teh yang ada di hadapannya sekarang, pikiran Briella Amora kembali melayang, rasa ingin tahu tentang hubungan Dansel Emerick dengan sang Ibu membuatnya benar-benar merasa sangat penasaran sekarang. Bahkan ia sangat ingin mengenal seperti apa sosok Dansel Emerick sebenarnya, yang tidak lain adalah Ayah dari Galen Ray, seseorang yang dekat dengan ibunya. Dan yang terpenting, seseorang yang membuat Ayahnya tidak menginginkannya.
Ayah pasti salah kan, aku adalah anaknya, aku bukan anak Paman Dansel. Ibu hanya mencintai sosok ini, tidak lebih. Batin Briella Amora memejam sesaat, berharap ia tidak memiliki perasaan yang salah.
