Lavota benar benar menghukum dirinya sendiri, bahkan terus meminum sampanye tersebut meski ia sudah beberapa kali memuntahkan isi perutnya, hingga ia tidak bisa bergerak lagi, ia hanya bisa terbaring dan membenam tubuh polosnya yang penuh kissmark di dalam selimut tebal dan mencoba untuk memejam. Berharap ia juga bisa melupakan semunya saat terbangun nanti.
"Aku ingin melupakanmu Ryu," Gumamnya memejam.
Hingga waktu berjalan cepat, seolah baru saja memejam, namun suara ponsel bergetar di atas nakas kembali menyadarkan Lavota yang memang belum pulas. Dan ia tahu, jika panggilan tersebut pasti dari Ryu Dante, sebab nada dering yang pilih menggunakan melody tersebut memang khusus untuk pria itu.
Menjangkau ponsel di atas di atas tanpa membalikkan tubuh, Lavota langsung menjawab panggilan tersebut, sedikit tersenyum untuk menyamarkan suara agar ia terdengar baik baik saja.
📞 "Ryu... "
