"Baiklah, sepertinya aku terlalu banyak bertanya. Maafkan aku Vota, aku hanya mengkhawatirkanmu." Sambung Ninna.
"Terima kasih Ninna, aku bahagia ada kau di sini," Balas Lavota yang langsung memeluk tubuh Ninna. "Sejujurnya, aku cukup lelah saat ini, hatiku benar benar sakit, aku bahkan tidak tahu harus melakukan apapun untuk perasaanku sendiri." Balas Lavota dengan suara yang mulai bergetar.
"Vota... "
"Aku pikir aku akan baik baik saja, dengan terus diam bisa membuat semuanya baik baik saja, ternyata aku salah. Aku lelah terus merindukannya tiap malam, meski tak melupakanku, namun ada beberapa kenangan yang ia lupakan. Itu benar benar menyakitkan," Balas Lavota menitikkan air mata di atas bahu Ninna yang hanya bisa mengusap punggungnya lembut tanpa berkomentar apapun.
"Kenapa tak jujur saja padanya Vota?"
"Aku tidak bisa, aku terlalu kehilangannya,"
"Bagaimana jika perasaannya sama sepertimu?" Tanya Ninna berasumsi lain.