Semakin sering Fikar Pratama melihat arlojinya, itu sudah waktunya makan, dan dia juga punya beberapa pertanyaan, jadi dia menjawab.
"Yah, kamu bisa."
Mulan sudah siap untuk ditolak oleh Fikar Pratama, dan janji yang tiba-tiba ini membuatnya merasakan ledakan kegembiraan.
"Tempatnya di restoran Larasa, aku ingat kamu dulu suka pergi ke restoran ini."
Mulan teringat bahwa dia pernah datang ke sini saat dia sedang jatuh cinta dengan Fikar Pratama. Meskipun Fikar Pratama terlihat cuek, dia juga memiliki rasa yang unik.
Fikar Pratama menutup telepon dengan dengungan lembut, dan langsung pergi dari kantor ke tempat tujuan.
Mulan pun pulang secepatnya, membuka ruang ganti dan mulai mencari pakaiannya sendiri.
"Mulan, kenapa kamu pulang lebih awal? Aku akan meminta bibi untuk menyiapkan makananmu."
Sinta secara alami mencintai putrinya, terutama kemampuannya yang sangat bisa dibanggakan.
"Bu, tidak perlu, aku akan pergi makan malam dengan Fikar sebentar lagi."