"Ah, ternyata Tuan Muda Iqbal ada di sini, bukankah kamu sibuk akhir-akhir ini?" Gadis berambut pendek bertanya sambil memberikan segelas anggur ke mulut Iqbal.
Iqbal tersenyum dan menyingkirkan anggur yang diberikan gadis berambut pendek itu. "Kenapa?" Gadis berambut pendek itu berpura-pura marah.
"Tidak, tidak, tidak." Iqbal menggelengkan kepalanya dan tersenyum, tetapi dia merasa bahwa semua yang ada di depannya terlihat sangat tidak nyaman. Jelas itu adalah adegan yang paling akrab sebelumnya, dan dia juga teman yang akrab.
"Jadi mengapa tidak diminum?" Gadis berambut pendek itu dengan enggan memberikan segelas anggur itu kepada Iqbal.
"Ya, aku minum." Iqbal mengambil segelas anggur gadis berambut pendek itu dan meminumnya sekaligus.