"Tapi dia tampaknya telah mengambil keputusan."
Bahasa sederhana yang dilontarkan oleh Fikar mengandung ribuan emosinya dan rasa ketidakberdayaan yang mendalam sehingga bisa menginfeksi Iqbal.
Iqbal naik ke meja samping untuk mengambil sebotol air mineral yang selalu ada di kamar lalu membuka tutupnya dan menyerahkannya kepada Fikar kemudian menepuk pundaknya,"Bangunlah dan minum ini!"
Anggur tadi malam membuat tenggorokan Fikar terasa sedikit tidak nyaman sehingga dia mengangkat kepalanya untuk mengambil air yang diberikan Iqbal dan meminum air.
"Terima kasih." kata Fikar sambil meletakkan botol itu dan berkata kepada Iqbal dengan sangat sopan hari ini.
"Kamu tidak perlu bersikap sopan padaku." kata Iqbal yang duduk di depan Fikar lagi.
Iqbal menyalakan sebatang rokok lagi dan menyesapnya lalu bersikap malu pada Fikar,"Karena kamu telah mencapai titik ini, mengapa kamu tidak menjelaskan semuanya?"