Saat ini Fikar menutup pintu dan duduk di mobil dengan cahaya dingin menyinari wajahnya yang tanpa ekspresi. Fikar berbalik untuk melihat ke luar jendela tempat mereka baru saja berhadapan lalu dia menemukan bahwa di sana tidak ada lagi Willi.
Diam-diam Fikar memarahi dirinya sendiri karena dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengencangkan sabuk pengamannya dan bergegas ke luar dengan cepat.
Pada saat ini, mobil-mobil di jalan penuh sesak di samping satu sama lain selama klimaks jam kerja sehingga pengemudi saling membunyikan klakson dengan tidak sabar yang mana hal ini membuat Fikar merasa lebih kesal.
Akhirnya dia memarkir mobil di pinggir jalan lalu turun dan berjalan tanpa tujuan di pinggir jalan dengan mata merahnya yang terlihat rapuh.
Saat ini Fikar berjalan ke bar yang sudah lama tidak ada banyak orang di bar. Di bar ini hanya ada suara memekakkan telinga dari stereo dan beberapa orang yang menari dan minum minuman memabukkan.