"Ini, lihat." Liana meletakkan kartu nama Iqbal langsung di atas meja, dan yang lainnya merasa agak bingung ketika mereka mengambil kartu nama itu, dan mereka juga menunggu penjelasannya.
"Apa maksudmu?" Juwita memutar kursi kantor dengan tangan melingkari dadanya dan duduk di depannya untuk bertanya.
"Orang yang ada di kartu nama ini yang menabrakku dan mobilnya dibawa ke pusat perbaikan. Meskipun aku tidak terluka parah, tapi aku telah memberinya pelajaran."
Liana menyalakan komputer sambil menjelaskan kepada Juwita dan terus melihat dan memperhatikan data di situs web.
"Iqbal? Kak Liana, mengapa ketika aku mendengar nama orang ini, aku merasa begitu familiar?"
"Hei, bukankah dia pemuda dari Grup Januar yang baru saja kembali ke Indonesia beberapa waktu lalu? Kudengar kali ini dia kembali untuk mengambil alih perusahaan Ayahnya."