Semakin Fikar menjentikkan kepala kecilnya,"Aku sudah mengatakan bahwa aku hanya bisa mendengarnya besok pagi. Apakah kamu ingin memainkan kata-kata Ayah?"
Laila meludahkan lidahnya dengan nakal lalu berbalik dan naik ke tempat tidur sehingga hanya kepala kecil yang lucu yang terlihat. Laila mengedipkan bulu matanya yang panjang dan berkata dengan suaranya yang lembut,"Kalau begitu Ayah, Laila akan tidur dulu."
Fikar menatap Laila lalu mengangguk dan menjawab,"Tidurlah!"
Sepertinya kantuk telah menyerang Laila sehingga dia menguap selama beberapa kali berturut-turut.
Fikar tidak berbicara lagi, dia memperhatikan Laila dengan tenang di samping tempat tidur. Laila selalu tertidur dengan cepat dan dalam beberapa menit, suara nafas Laila pun mulai terdengar.
Nafas Laila merupakan nafas yang stabil dan wajah kecilnya sedikit merah muda.