Ditemani secangkir teh hangat saat rintik hujan membasahi kebun bunga di belakang rumah nya, Jelita duduk di sebuah kursi kayu yang berusia hampir seumur dengan nya.
Beberapa tahun yang lalu, kursi tersebut merupakan tempat favorit ayah nya untuk sekedar minum teh setelah lelah bekerja di kebun majikan nya.
Hal serupa juga sedang di lakukan oleh Jelita saat ini.
Setelah Daffa dan Nadya pergi dari rumah nya, Gadis manis itu memilih untuk duduk di belakang rumah nya untuk sekedar bernostalgia dan merelaksasikan perasaan nya.
Kebetulan, hujan turun di siang bolong, Cuaca yang seharusnya terik oleh sinar matahari malah dikelilingi awan hitam dan tetesan air hujan yang semakin menderas. Untung nya, tidak ada petir yang membuat suasana hati menjadi lebih buruk.
Jelita menyeruput teh manis yang sudah sehangat kuku, mata indah nya terlihat memperhatikan hujan yang turun dengan kedipan yang melambat.