Pagi ini semua murid di kelas XII A sedang mempersiapkan diri untuk ujian bahasa Inggris bersama Mrs. metty , terkecuali Daffa, murid paling tersohor sejak pertama masuk SMA Kartini ini tidak pernah tampak gelisah ataupun ketakutan menghadapi setiap ujian sekolahnya. Semua murid terlihat tegang, termasuk jelita dan sahabatnya Lolly, mereka tidak ada waktu untuk berbincang banyak dari pertama bell masuk berdering. Mereka hanya fokus membaca dan menerka-nerka soal ujian bahasa Inggris yang akan muncul pagi ini, Lolly juga tidak kehabisan akal, ia sibuk membuat banyak contekan yang akan ia seludupkan dibagian tubuhnya yang tidak akan dicurigai Mrs. Metty.
Jelita yang sudah tau gelagat sahabatnya itu hanya memperhatikan sambil tertawa ringan, membuat metty melirik padanya dan menaruh jari telunjuk kanan nya didepan mulut memberi isyarat bahwa jelita tidak boleh membocorkan rahasia nya.
"Lo tau kan Ta... Gue gak sepinter Lo.." Lolly membereskan semua buku di meja nya lalu memulai obrolan dengan jelita yang sebenarnya masih ingin membaca beberapa bagian tulisan di buku nya.
"Lolly , lo itu sebenernya pinter cuma kadang males aja buat mikir ya kan? Terus Lo juga cantik , banyak yang suka lagi.. gue sih boro-boro! Kusut begini mana ada yang mau" jelita merendah.
Lolly yang mendengar perkataan sahabatnya itu seketika terbahak-bahak .
"Kusut..? Lo kata jemuran bisa kusut"
Lagi-lagi Lolly mentertawakan istilah yang diungkapkan sahabatnya .
Jelita tidak merespon, ia lalu melanjutkan membaca kembali materi pelajaran bahasa Inggris yang akan di uji kan pagi ini.
Seseorang berlari menuju ruang kelas, mendengar suara langkah kaki yang cepat itu semua murid langsung melihat ke arah pintu .
"Guys.... Mrs. Metty gak bisa masuk hari ini katanya, sekarang Mrs. Metty lagi hamil, terus ngidam mau beli jagung bakar yang di puncak. tadi gue denger dari suaminya yang minta izin ke kepala sekolah langsung"
Daffa berteriak didepan kelas sambil menjelaskan kepada teman-teman nya.
Namun Saat murid yang lain sudah bersorak girang merayakan kebahagiaan nya, jelita hanya menatap sinis wajah Daffa dengan penuh kekesalan .
"Daffa Lo jangan bikin hoaks ya.. Dateng-dateng langsung bikin rusuh, lagian Mrs. Metty kan baru nikah 2 Minggu yang lalu" jelita menepis omongan Daffa karna ia tidak pernah mempercayai lelaki itu.
"Eh ta... Lo gak percaya? Ya udah, gue sih gak masalah Lo liat aja nanti Mrs. Metty bakal masuk atau enggak, kalo Lo mau belajar, tinggal belajar aja tapi menurut gue sih gak usah ya, lagian Lo udah lumayan pinter juga, tapi gak lebih pinter dibanding gue " Daffa menjawab santai sambil berjalan menuju bangku tempat duduk nya.
"Oh iya Ta, memangnya kenapa kalo Mrs. metty baru dua Minggu nikah terus langsung hamil? itu artinya, suami Mrs. metty hebat dong hahaha" Daffa tertawa diikuti beberapa teman lelaki nya yang lain.
Mendengar jawaban Daffa, jelita lagi-lagi merasa jengkel, ia tahu bahwa Daffa bukan lah orang yang bisa ia hajar dengan kata-kata , melainkan harus dihajar langsung dengan sapu dan kayu.
"Ta... Gue hitung ya sampe tiga.. Lo liat nanti.." Daffa menggoda jelita dengan tingkah konyol nya.
"Satu...."
"Dua...."
"Tiga..!"
"Surprise..." Daffa dengan pede nya mengarahkan tangan nya ke arah pintu, bermaksud memperlihatkan kepada jelita bahwa ucapan nya mengenai dibatalkan nya ujian pagi ini adalah benar. Namun ternyata sampai hitungan ketiga, tak ada seorang guru pun yang datang ke kelas mereka untuk menginformasikan mengenai berita yang sudah dibawa oleh Daffa.
Jelita menengok ke arah belakang mempermalukan Daffa dengan senyuman kemenangan nya. Jelita kembali meneruskan belajarnya. Daffa tampak cuek meskipun surprise nya tidak semulus rencana nya itu. harusnya, pada saat ia mengarahkan tangan nya ke pintu, seorang guru memberitahu informasi yang sama pada semua murid dikelasnya. namun saat sedang meratapi kekecewaan nya, tiba-tiba seorang guru piket masuk keruangan kelas mereka. Daffa langsung bersemangat, menyambut berita dibatalkan nya ujian pagi ini.
"Anak-anak.. hari ini Mrs. Metty tidak bisa mengajar untuk beberapa waktu kedepan, kami akan mencari guru pengganti sementara Mrs metty untuk kelas kalian.." guru itu menjelaskan .
Daffa yang sedari tadi sudah merasa yakin akan perkataan nya itu mengacungkan tangan.
"Bu Sela, memangnya kenapa Mrs. Metty gak bisa masuk hari ini?" Daffa memancing.
"Mrs. Metty sekarang sedang hamil muda, dan kehamilan nya cukup rewel, dia minta sama suaminya untuk tinggal di puncak beberapa bulan, sekalian mau nyicip jagung bakar nya.. kalo bahasa sekarang nya sih, Mrs. Metty mungkin lagi ngidam" bu Sela menjelaskan kepada Daffa dan teman-teman nya.
Jelita yang sedang fokus mendengarkan informasi dari Bu sela pun seketika menarik nafas panjang. Berharap Daffa tidak lagi memperdebatkan soal kehebatan nya mengetahui informasi apapun lebih dulu dibandingkan dengan teman-teman nya yang lain.
Jelita langsung keluar kelas setelah Bu sela keluar, berniat untuk sekedar cuci muka ke toilet karna pagi-pagi sudah dibuat jengkel oleh Daffa, diam-diam Daffa mengikuti dari belakang. jelita masuk ke dalam toilet wanita, dengan sabar Daffa menunggu nya di luar.
lalu seseorang keluar dari dalam toilet wanita.
"HAI .." Daffa berniat mengagetkan jelita.
namun sialnya saat itu yang keluar dari dalam toilet adalah Clara, anak kelas XII IPA itu sudah menyukai Daffa sejak masa orientasi sekolah dulu.
"Daffa... kamu kok tau aku disini?" Clara tersenyum manja pada Daffa.
"eh, Clara... tau dong... aku tadi liat kamu kesini, jadi sengaja aku tungguin" Daffa kehilangan alasan, ia sengaja mengarang cerita supaya Clara tidak merasa sakit hati, Daffa memang tidak pernah memperlakukan semua wanita yang menyukai nya dengan buruk termasuk pada Clara yang ternyata adalah musuh bubuyutan nya Lolly, mereka selalu bersaing untuk tampil paling cetar di sekolah. Daffa sebenarnya tidak menyukai Clara karna centil dan selalu tampil ala ratu sosialita, bagi Daffa sikap seperti itu tidak baik ditampak kan disekolah.
beberapa saat kemudian, jelita keluar dari arah toilet, melihat Clara dan Daffa sedang ngobrol berdua didepan pintu toilet wanita, jelita segera beranjak meninggalkan kedua nya. tepat disebelah bahu Daffa, langkah kaki nya berhenti sejenak.
"pacaran itu di kafe, mall, bioskop, jangan di depan pintu toilet, romantis enggak, bau Pesing iya" jelita menyindir keduanya.
Clara langsung melotot berniat melawan jelita, namun ditahan oleh Daffa dengan menarik tangan Clara.
"Sial.. niat mau ngeledek jelita, malah gue yang diledek" Daffa berjalan kembali menuju kelas nya sambil terus menggerutu karna lagi-lagi rencana nya tidak sesuai harapan nya. kali ini ia kalah telak dari jelita, Daffa merasa kalah strategi, sepanjang jalan ia terus memutar otak agar rencana nya untuk membuat jengkel jelita berhasil, entah kenapa Daffa sangat suka menjaili teman sekelasnya yang cuek itu.