Chereads / MY ANNOYING BOY FRIEND / Chapter 28 - TAK SENGAJA MEMUJI

Chapter 28 - TAK SENGAJA MEMUJI

Pak Adi yang semula tenang sekarang malah terlihat jengkel karena melihat Daffa yang hanya memakai celana Boxer dan kaos tipis tanpa lengan dengan sandal kiri kanan yang berbeda.

Daffa terdiam sebentar, ia mulai tersadar bahwa sandal yang ia kenakan sangat berbeda.

"Pasti yang kanan punya Bi Marni kan Daff?" Aldo membisik ke telinga Daffa.

Daffa melihat ke arah kaki nya, ternyata benar saja, ia memakai salah satu sandal hak milik Nadya.

"Celana kuning, baju pink, sandal Hak sebelah! bakal jadi trend fashion yang kekinian banget nih! Hahaha." ledek Aldo.

"Kurang ajar Lo!" Daffa melepas semua sandal nya dan berusaha tidak menghiraukan teman-teman nya.

"Papah ngapain disini? Mending kita pulang aja!" Daffa berbicara setengah berbisik. ia tidak tahu bahwa ayah nya sudah selesai menyampaikan tujuan nya.

"Hmm.. Daffa sorry ya! Gue salah!" Kevin bangun dari tempat duduk nya dan langsung menghampiri Daffa.

"Sebenarnya kita berantem bukan di area sekolah Pak! tapi di acara Car Free Day! Cuma karena saya tidak terima jadi saya mengadukan kalau Daffa memukuli saya di sekolah." Kevin menjelaskan.

"Gue juga minta maaf Vin! kalau Gue udah bersikap anarkis sama Lo!" Jawab Daffa.

"Sama-sama Daff."

Daffa mengangguk.

"Oh iya Om, terimakasih ya."

Kevin berlalu meninggalkan ruangan guru sambil membawa cek yang sudah tertulis nominal uang sepuluh juta untuk biaya ganti rugi dari Pak Adi.

***

Jelita baru saja keluar dari kelas nya, ia dan Lolly bermaksud menuju ke kantin.

Namun mereka melihat Kevin berjalan dari arah ruangan guru sambil menenteng sebuah kertas ditangan nya.

"Kevin kok keliatan seneng banget ya!"

"Lo sebenernya pacar Kevin apa bukan sih Ta? kok Lo kayak yang gak tahu menahu soal dia, bahkan Kevin masuk Rumah Sakit aja Lo gak tau."

Jelita mengernyitkan dahi, ia bahkan juga sempat menanyakan hal yang serupa pada dirinya sendiri.

"Akhir-akhir ini, Kevin jarang banget ajak Gue pulang bareng, apalagi jemput Gue kerumah! sampe bunda ngira gue sama dia udh putus. di sekolah aja dia acuh banget.. padahal kita gak punya masalah."

"Hmm... jangan-jangan Kevin selingkuh!"

"Ya enggak mungkin lah Lol! emang nya Daffa! si Playboy tukang selingkuh ." Jawab Jelita ketus.

Kevin terlihat cuek dan tidak memperdulikan Jelita yang sedari tadi memperhatikan nya. ia seolah tidak melihat siapapun disana.

Dengan rona wajah bahagia nya, Kevin mendahului Jelita dan Lolly yang hendak pergi ke kantin melalui jalan pintas ke sebuah lorong yang akan langsung menembus ke arah kantin sekolah nya.

"Gue gak nyangka bokap Daffa setajir ini. bisa gue manfaatin kayak nya!" Gumam Kevin.

Fikiran jahat nya kembali datang setelah melihat kebaikan Pak Adi.

***

"Heh! Ngapain Lo banding-bandingin gue sama Kevin? Gue kan udah bilang, Gue jelas beda sama dia! pake ngatain gue Playboy lagi, kalo gue ganteng dan banyak yang suka, ya bukan salah Gue!"

"Daffa! hahaha, Lo abis ngegele?" Lolly terkekeh melihat penampilan Daffa yang amburadul.

"Sembarangan Lo!"

"Lo kenapa sih selalu ada dimana-mana? bukan nya Lo di skors ya?." tanya Jelita.

"Suka-suka Gue dong! mau gue dimana pun terserah gue."

"Ya terus kenapa seragam Lo beda sendiri? pindah sekolah Lo?" Jelita pun ikut terkekeh melihat warna celana dan kaos yang dipakai Daffa saat itu, terlebih Daffa juga menenteng satu sandal hak milik Nadya dan satu sandal milik nya.

Aldo, Betrand dan Ridho menghampiri mereka. lagi-lagi Aldo tidak berhenti tertawa karena melihat ulah sahabatnya Daffa.

"Ssssttttttttt... kasian Daffa." Ridho berusaha menghentikan kejahilan teman-teman nya.

Daffa terlihat cuek dan pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.

semua orang menatap ke arah nya sambil terus tertawa namun Daffa tetap berjalan dengan kharisma nya yang tidak pernah pudar sekalipun ia sempat mengenakan sandal yang tertukar.

Jelita menatap punggung Daffa yang mulai menjauh, kedua bibir nya melebar perlahan, benar kata Lolly dan seluruh siswi di SMA Kartini, Daffa memang tampan dan kharismatik.

"Apaan sih Jelita!" tamparan kecil berulang kali ia layangkan pada pipi merah nya sendiri.

Jelita tidak habis fikir bahwa dengan penampilan seperti orang linglung itu, Daffa malah terlihat sangat tampan di mata nya.

"Wah! ikutan mabok nih anak!" Ledek Betrand saat melihat Jelita tiba-tiba menampar pipi nya sendiri disusul tawa Aldo dan Ridho yang perlahan menjauh.

"Lo kenapa sih Ta?"

"Gak, tadi gue lagi cek ketahanan bedak Gue aja." Jelita membalikan badan nya sambil terus berpura-pura menepuk pipi nya berkali-kali.

Dalam hati ia takut Lolly mengetahui isi kepala nya.

Lolly hanya menyunggingkan senyum terpaksa, ia merasa ada yang aneh dari sikap sahabatnya namun ia tak mau memperpanjang.

"Sejak kapan Jelita pake bedak." Desis Lolly dalam hati.

***

Daffa mempercepat langkah nya, sesekali ia disapa oleh para junior yang mengidolakan nya, seperti biasa ia tetap bersikap manis, membalas dengan lambaian tangan atau pun senyuman hangat.

saat beberapa langkah kaki nya akan sampai di parkiran, ia membalikan badan dan semua orang masih terus memperhatikan nya. ia bahkan tidak sadar bahwa saat pertama kali ia sampai di sana, semua orang telah melihat nya turun dari mobil mewah berwarna oranye yang sekarang terparkir di samping mobil para guru.

"BEGO!" Daffa menepuk jidat nya berkali-kali.

Niat hati ingin menggagalkan rencana Pak Adi ke sekolah nya karena takut identitas aslinya terbongkar, malah kecerobohan nya sendiri yang kini membuat seluruh siswa SMA Kartini mengetahui bahwa seorang Daffa Kiran Wiguna yang dikenal sebagai si pembuat onar sekolah, yang setiap hari membawa motor Vespa tua kesayangan nya adalah seorang yang kaya raya.

Daffa tak mau ambil pusing lagi, sudah terlanjur basah pikirnya dalam hati. ia kemudian masuk kedalam mobil milik nya dan bergegas pulang kerumah menyusul ayah nya yang sudah lebih dulu meninggalkan sekolah.

"Bbbrrrrmmmmmmmm..."

Suara khas mobil mewah saat pertama kali di nyalakan membuat semua mata kembali tertuju ke arah Daffa.

Semua orang terkesima dengan kecanggihan dan kemewahan mobil itu, tak terkecuali Lolly, saat beberapa langkah akan menuju kantin, ia mendengar suara mobil itu kemudian tanpa sadar memutar badan nya memperhatikan dengan jelas siapa orang yang membawa mobil semewah itu ke sekolah nya.

"Astaga! Daffa! Itu beneran Daffa?"

Teriakan Lolly sontak mengagetkan Jelita yang berada sekitar satu meter dari tempat Lolly berdiri.

Jelita yang penasaran mulai mendekat dan ikut mengarahkan mata nya menuju ke tempat parkir.

Disana ia melihat dengan jelas bahwa mobil mewah yang menjadi pusat perhatian satu sekolah itu benar-benar dikemudikan oleh Daffa.

"Gue gak nyangka Daffa punya mobil semewah itu! nyesel gue dulu gak deketin Daffa!" Lolly masih terus memperhatikan Daffa tanpa berkedip padahal mobil berwarna oranye itu sudah mulai menjauh keluar dari area sekolah nya.

"Keren." Puji Jelita dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Hah?! Apa Lo bilang barusan? Daffa Keren? Lo muji Daffa? ." Tanya Lolly memperjelas pendengaran nya.

"M-maksud Gue.. Mo-mobil nya , keren.. Warna gelap gitu, Gue suka mobil yang warna begitu."

Wajah nya seketika memerah, ia langsung bergegas pergi mendahului Lolly menuju ke kantin setengah berlari.

Lolly memperhatikan tingkah laku Jelita yang hari ini terlihat aneh dan canggung.

"Gue baru tahu kalo oranye termasuk dalam kategori warna gelap."