Chereads / MY ANNOYING BOY FRIEND / Chapter 29 - MEWANGI UNTUK MATI

Chapter 29 - MEWANGI UNTUK MATI

"Gue penasaran deh Ta! sebenarnya Daffa itu siapa sih?."

Pemandangan tak biasa yang baru saja dilihat nya membuat Lolly merasa ada yang disembunyikan oleh teman sekelas nya itu.

"Daffa ya Daffa! temen sekelas kita kan?."

"Itu mah Gue juga tau Jelita."

Jelita terkekeh, ia mencoba mengalihkan pertanyaan Lolly seputar Daffa yang jelas membuat telinga nya merasa tidak nyaman.

"Kayak kerajinan banget gak sih Lol kalo kita bahas soal Daffa di jam istirahat sekolah yang udah mepet begini? tinggal sepuluh menit lagi nih bell masuk bunyi, mending Lo abisin makanan Lo sekarang."

"Ishh! kayak Koh Candra Lo lama-lama! suka ngeburu-buru orang kalo lagi makan, gak baik tuh!"

Lolly melahap bakso nya dengan kesal, membuat Jelita semakin senang menjaili sahabat nya.

"Eh Lol! Lipstik Lo kena Gigi tuh."

"Apaan sih Ta! Gue pake liptint sekarang, mana bisa nempel di gigi." Jawab Lolly ketus.

"Oh emang lipstik sama liptint beda ya?."

"Sama aja sih! sama-sama kasih warna ke bibir juga, tapi liptint gak akan nempel-nempel di gigi, dia stay di bibir dengan kokoh dan paten, jadi becanda Lo gak lucu."

Suapan terakhir nya terdengar begitu ganas saat sendok makan beradu langsung dengan gigi Lolly yang dilakukan sengaja karena kesal dengan ledekan Jelita yang selalu nampak tidak terlalu menyukai dirinya berdandan terlalu menor ke sekolah.

"Haha.. sorry deh! serem banget Miss Lolly kalo udah ngambek! Udah yuk! kita masuk."

Jelita menggandeng tangan sahabat nya yang masih terlihat masam.

***

Kevin dengan gagahnya masuk ke dalam kelas setelah bel masuk berbunyi sekitar 5 menit yang lalu.

Saat melewati barisan tempat duduk Jelita, langkahnya tiba-tiba dihentikan oleh seseorang.

"Vin, aku mau bicara."

"Pulang sekolah aja ya Ta! sebentar lagi pelajaran mau mulai." Balas lelaki itu dingin.

Jelita mengangguk pasrah dan melepaskan genggaman nya ditangan Kevin.

"Drama Korea dimulai." Celetuk Betrand dari arah belakang.

"Sirik aja lo Beth!" Lolly langsung menegur Betrand.

"Ngapain sirik Betrand kan udah punya neng Lolly." Balas Betrand penuh percaya diri.

"Ye! kepedean banget Lo!"

***

Sesuai permintaan Kevin, sepulang sekolah Jelita langsung menghampiri Kevin yang masih terlihat duduk santai di bangku milik nya saat satu persatu siswa mulai meninggalkan kelas mereka.

Lolly yang tidak mau ikut campur masalah mereka langsung bergegas meninggalkan Jelita dan Kevin di dalam kelas dan pulang bersama kekasih nya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

"Ta! Gue duluan ya."

Jelita tidak menjawab ia hanya melambaikan tangan pada sahabat nya.

Kevin yang masih belum sadar akan kehadiran Jelita di depan mata nya itupun hanya nya bermain game di HP nya.

"Sayang." Sapa Jelita.

"Eh Jelita."

"Kamu kenapa berubah sekarang? apa kamu punya pacar lagi?." Tanya Jelita tanpa basa-basi.

Rupa nya diam-diam ia sedikit terpengaruh oleh ucapan Lolly yang pernah mengatakan bahwa perubahan Kevin bisa jadi disebabkan karena dia selingkuh atau punya pacar baru.

"Lo ngomong apa sih Ta!" balas Kevin dengan nada sedikit meninggi.

"Kok kamu sekarang gak pernah antar jemput aku lagi, bunda sampe ngira kita udah putus."

balas Jelita dengan nada yang juga sedikit meninggi karena emosinya mulai terpancing setelah mendengar jawaban dari kekasihnya.

"Kamu juga jarang angkat telepon aku akhir-akhir ini dan sering bersikap seperti teman biasa saat kita bertemu di sekolah." Lanjut Jelita.

"Lo berisik ya Ta! emangnya kalau gue pacar Lo setiap hari Gue harus antar jemput Lo kayak supir?." Bentak Kevin.

Ia langsung menghentikan game di handphone nya lalu beranjak pergi meninggalkan Jelita.

"Kevin."

"Gue gak suka ya Ta! di atur-atur sama orang!"

"G-gue mau kita.."

Kevin membalikan badan nya. keduanya kini saling berhadapan wajah Jelita nampak memerah dan detak jantung nya mulai tidak beraturan mungkin benar kata Lolly, Kevin kemungkinan sudah punya pacar baru.

"Mau apa?"

"G-gue mau putus." Air mata pertama nya untuk seorang lelaki tiba-tiba menetes diatas pipi merah nya.

Awalnya ia mengira Kevin akan berusaha mempertahankan hubungan mereka Namun di luar dugaan, Kevin hanya bersikap acuh mendengar ucapan Jelita.

Ia hanya mengangguk sambil menyunggingkan senyum dingin kemudian berlalu begitu saja.

"Hiks..Hiks.." Jelita berusaha menenangkan perasaan nya yang sedang merasa berantakan.

Ia berjalan di koridor sekolah sambil terus mengusap kedua matanya.

kacamata yang mulai berembun ia lepas dan simpan begitu saja di dalam tas gendong miliknya. lalu ia mempercepat langkah kakinya untuk segera pulang ke rumah.

***

-Hari yang buruk memang akan berlalu

tapi manusia kadang lupa hari yang indah juga akan berlalu..-

tulis Jelita di buku harian miliknya sebagai ungkapan kekecewaan yang sedang ia alami untuk kisah cinta pertama nya yang tidak indah sama sekali.

Saat sampai di rumah Jelita hanya diam di dalam kamar bahkan tidak menghiraukan panggilan ibunya yang beberapa kali mengingatkan Jelita untuk makan.

"Bruk!"

Tiba-tiba bunga yang dulu pernah diberikan Kevin saat pertama kali meminta hati nya itu terjatuh ke lantai karena sudah kering. padahal setiap hari Jelita selalu menyemprot bunga tersebut dengan air segar.

Meskipun Ia memiliki toko bunga tapi Jelita sama sekali tidak mengerti bagaimana cara menjaga atau merawat bunga hidup. yang ia tahu hanya menyemprotkan air ke seluruh permukaan bunga agar bunga tersebut mendapatkan asupan oksigen yang cukup, pikirnya.

Bunga kering itu terjatuh begitu saja saat Jelita sedang meratapi kesedihannya. seolah memberi isyarat bahwa seindah apapun hubungannya dengan Kevin dulu, hanya akan berakhir seperti bunga tersebut, yaitu mewangi untuk mati.

Bunga anggrek yang dulu pernah diberikan oleh Daffa bahkan masih terlihat segar dan indah meskipun tidak ia perhatikan sama sekali.

Tangan nya refleks mengambil bunga pemberian dari Kevin dan bergegas membuangnya keluar jendela kamar.

"Gue gak nyangka Kevin Setega ini Sama gue!"

Jelita melanjutkan aktivitas nya menulis di buku diary yang sudah tiga tahun menemani nya.

-Bingung, kesal, aku bahkan tidak tahu apa salahku..

cinta pertama yang seharusnya memberikan kesan terindah malah membuatku tidak mau menaruh hati kepada siapapun lagi..-

Tangis nya masih deras mengalir meskipun ia hanya menuliskan beberapa baris kata saja untuk menggambarkan suasana hati nya.

Drrtttt..

Pesan WhatsApp masuk ke ponsel nya.

Lolly mengabarkan bahwa ia dan pacar nya melihat Kevin di Mall dengan seorang perempuan yang jelas bukan anak SMA Kartini.

Kemudian, Lolly mengirim foto Kevin bersama perempuan itu dari kejauhan.

memang terlihat dengan jelas bahwa jaket yang dikenakan Kevin adalah hadiah dari Jelita beberapa waktu yang lalu.

Ia sudah tidak tahan lagi, rasanya ia ingin berteriak sekencang mungkin untuk melepaskan bebas di pundak nya, namun rasanya tidak mungkin. kamar yang hanya berukuran 5x5 meter itu jelas akan memantulkan suara yang menggelegar dari atas rumah nya, ia hanya bisa membekap mulut nya dengan bantal dan bersembunyi di bawah bedcover tebal supaya Isak tangis nya tidak menimbulkan kecurigaan ibu nya.

"Secepet itu Kevin lupain Gue. Hiks.."