Kemudian lelaki itu mengeluarkan sebuah alat yang terlihat cukup unik. Lelaki itu kemudian membelah bagian dinding yang sudah dia ukur menggunakan benda tersebut.
Dia terlihat lihai sekali, tanpa perlu berlama-lama dia sudah selesai menggoreskan benda tersebut ke dinding yang ada di hadapannya itu. Bahkan seperti sedang menggambar sebuah garis, dia melakukannya dengan santai dan lihai sekali.
"Bantu dia," ujar Alyosha.
Sontak seluruh lelaki yang ada di situ mengangguk dan membantu rekan mereka itu untuk melepas bagian dinding yang sudah dipotong tersebut.
Tidak ada bunyi, tidak ada gangguan teknis, juga tidak ada masalah-masalah lainnya yang menghambat lelaki tersebut. Dia bekerja tanpa suara, baik itu suara alat atau suara dari mulutnya sendiri. Benar-benar senyap sekali, pantas saja seluruh rekannya menyebut dia dengan sebutan 'si pemotong yang sunyi'.