"Hm, Ryou. Nampaknya kau salah---"
BRAKKK
Patung itu terbelah menjadi empat.
"Aku kira dia hanya menebasnya sebanyak dua kali," ucap Elisio.
Alyosha terlihat kagum, namun ia sengaja menyembunyikan responnya itu. Dia masih merasa malu dan juga tidak bisa menunjukkan rasa kagum dan suka yang ia miliki kepada Ryou.
Namun, dia tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia terpesona oleh Ryou. Dia suka dengan lelaki yang tidak banyak bicara namun punya kemampuan untuk melindungi dirinya.
Tidak, Alyosha bukannya hendak menjadi sosok perempuan yang lemah. Namun, dia ingin punya sosok lelaki yang mengagumkan, terutama dari cara dia bertarung.
Ini memang bukan zaman yang mengutamakan peperangan untuk menjadi orang yang makmur dan sejahtera, namun Alyosha adalah seorang perempuan yang kehidupannya diintai oleh bahaya yang selalu mengancam keselamatannya.
Alyosha ingin memiliki sosok lelaki yang pandai menggunakan senjata.
Lelaki yang dapat memuaskan Alyosha di atas ranjang.