Yanto memiliki status tinggi di komunitas medis domestik dan juga wakil presiden Asosiasi Medis Indonesia. Didedikasikan untuk penelitian pengobatan Tiongkok dan pengobatan modern baru sepanjang hidupnya.
Ketika Kirana dan Dwi melihat orang-orang dari Departemen Kedokteran Universitas Indonesia, mereka langsung mendekati Moni, tetapi mereka tidak bisa bereaksi untuk waktu yang lama. Berdiri tidak jauh, Yeni memperhatikan profesor di Universitas Indonesia menyerahkan kartu namanya kepada Moni, dan mengerucutkan bibirnya lalu mengalihkan pandangan.
Moni mengeluarkan tangannya dari sakunya, menyingkirkan kemalasannya , dan mengambil kartu nama, "Halo Profesor Yanto." Yanto tersenyum, matanya tajam saat dia melihat gadis itu, "Aku tidak menyangka ujian masuk kamu mendapatkan skor penuh dalam mata pelajaran umum. "