Marcell sangat geram sekali, ia mengepalkan tinjunya. Marcell berteriak "Haaaaaaaa" Marcell kemudian memukul tembok rumah sakit dengan keras. Membuat tangannya memerah dan hampir mengeluarkan darah.
Ia merasa kesakitan, tapi Marcell berusaha untuk menahannya. Rasa sakit yang di alaminya bercampur aduk mengalahkan es campur spesial.
Marcell sebenarnya merasa iri melihat kedekatan Alina dan Rei. Ia iri melihat kebahgaiaan alina dan Rei. Karena ia juga mencintai Alina, ia ingin berada diposisi Rei. Tapi apa boleh buat, Marcell tidak akan bisa menggantikan posisi Rei. Karena itu sangat mustahil sekali.
Marcell semakin menjadi kacau, ia sudah sudah terlalu mempunyai banyak masalah, lagi di tambah dengan masalah perasaan dirinya terhadap Alina.
Belum juga ia memikirkan tentang pekerjannya, sebenarnya Marcell membutuhkan seseorang yang bisa membuat dirinya lebih baik. Yang bisa memberikan nasehat untuk dirinya, yang bisa mengontrol dirinya pada saat emosi seperti ini.