"Mi?"
Aku kira itu Dhik, rupanya Reno lah yang datang. Saat ini aku sudah duduk di pinggiran kasur, tadi mereka berempat sibuk bertukar cerita dan berhubung diriku sedang dalam keadaan radak ngantuk maka lebih memilih untuk membubarkan diri saja.
Melihat Reno yang datang aku pun gegas melambaikan tangan memintanya mendekat. Sedikit tergesa-gesa, dia memelukku lantas menaruh kepalanya di pangkuanku. Jika dia seperti ini maka berarti sedang ada masalah saat ini. Yang jujur saja aku kurang paham apa masalahnya.
"Tumben panggil mami," godaku.
Dia lebih sering memanggilku Tante. Terutama saat berada di depan bang Dimas, mana mau putra sulungku ini menyebutku sebagai maminya? Mungkin saja dia lupa namun sedari kecil kan aku juga yang selalu menggendong dan mengajaknya kemana-mana.
