"Sini, biar aku yang keringkan."
"Tapi aku nggak suka pakai hair dryer, handuk aja ya?" pintaku pada kak Riki.
Sesaat aku melihat wajah laki-laki itu yang terkejut namun beberapa detik setelahnya kak Riki mengangguk. Dia mulai mengeringkan rambutku. Dari kaca kamar Refi, aku ingin tertawa melihat wajahnya yang kelewat serius itu.
"Kak?" Aku memanggil karena tak tahan dengan wajahnya yang menggemaskan.
Namun, sebenarnya itu bukan alasan utama. Karena sejujurnya aku ingin menanyakan sesuatu yang penting padanya. Eum barang kali saja dia juga tahu walaupun tidak begitu yakin juga sih.
"Hem, kenapa?"
"Orang lain, kenapa mereka bisa akrab sama satu sama lainnya."
Laki-laki itu menghentikan gerakannya. Menatap mataku dari pantulan kaca. Dia tersenyum, lantas tertawa kecil.
"Bisa jelaskan kejadiannya?"
