Setelah mendengar ucapan teman masa sekolah itu ia kaget sekali dengan tawaran yang sedikit membuat ia benar-benar tak percaya dan menduga ia bercanda.
Iamembelalakkan matanya, kemudian tersadar. "Mana mampu aku menyewa kamar mu, apalagi dua kamar Di, gaji ku saja tidak seberapa," Kania menegaskan, bahwa kamar di rumah Adi sudah seperti kamar hotel bintang 5.
"Tidak apa-apa, daripada nganggur kan! Kamu bisa bayar 2 kamar itu harga standar, lumayan kan buat bantu aku bayar listrik," Adi berpura-pura, agar Kania tidak menolak bantuannya kali ini, terlihat raut wajahnya sangat khawatir.
Kania melirik Dimas, dan adiknya itu kemudian mengangguk. "Apa benar tidak apa-apa Di, tapi jika nanti kamu keberatan! Tidak apa-apa untuk bilang padaku."
Adi tersenyum lebar dan mengangguk,"Deal!" Ucapnya.
Kania sangat senang, ia bahagia karena mendapat sewa murah dengan fasilitas mewah dirumah Adi. Toh jarak kantor dan sekolah Dimas dari rumah Adi tidak terlalu jauh.