Mengandung selama sembilan bulan bukan waktu yang singkat dan mudah untuk dijalani Cheery. Dan setelah melahirkan bayinya, Cheery harus bertanggung jawab dan membesarkan anaknya sebagai Single Mom. Dan mungkin, predikat itu akan seterusnya melekat dalam kehidupannya.
Tapi Cheery, tidak pernah berpikir untuk menggugurkan bayinya dan juga tidak pernah ragu menghadapi semua masalah.
Cheery terus berusaha mempersiapkan segalanya dan mengubah dirinya untuk bertanggung jawab pada hidup baru di dalam kandungannya akibat kesalahannya sendiri.
Meski yang jalan yang Cheery tempuh adalah keputusan yang berat, tapi masa depan jelas tergambar pada sosok Cheery. Apakah itu? Ya, Cheery menegaskan masa depannya sebagai sosok seorang ibu yang hebat di masa depan.
"Tarik napas… tahan, lalu lepaskan perlahan! Ayo, lebih semangat dan kuat lagi!" dorongan semangat dalam instruksi yang diberikan dokter kandungan yang menangani Cheery, terus saja bergema di ruangan bersalin di sebuah rumah sakit kecil di kota tempat Cheery tinggal.
Ya, malam ini Cheery sedang ditangani ahli medis untuk membantu prosesnya melahirkan.
Bulir keringat mengumpul di kening. Napasnya mulai teratur sementara raut wajahnya sesekali meringis menahan rasa sakit dan mulas yang terasa memilukan. Sebuah deraan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Setelah beberapa saat mengulanginya, dan jeritan panjang Cheery membuahkan hasil. Akhirnya, sang bayi keluar dan lahir dengan lancar. Cheery membuang napas kasarnya, lega karena kesakitan yang dirasakannya berakhir, dan perjuangan melahirkan anaknya berhasil.
"Selamat datang ke dunia, Sayang," ucap Cheery lembut sambil mengecup ujung rambut bayi laki-laki mungilnya yang diberi nama Keanu Dewari.
'Sekarang, aku sudah menjadi seorang ibu. Kilas balik perjalanan hidupku kembali terputar saat melihatmu saat ini, anakku! Waktu itu, aku tidak pernah membayangkan dan tahu akan seperti apa hidupku di masa depan denganmu,'
'Hanya beberapa bulan setelah hari itu. Hari di mana aku meninggalkan segalanya di tempat penuh kenangan itu. Dan rasanya, seperti aku sudah sangat matang sekali,'
'Aku bisa bertahan sampai hari ini karena beruntung bisa menjadi seorang ibu bagimu, Nak! Dan sekarang aku sudah sangat yakin, kalau aku akan melakukan langkah yang jelas untuk masa depanku dan dirimu. Ya, masa depan kita!'
'Dan Mama, terima kasih karena selalu mendukungku sampai ke titik ini. Menjagaku selama ini. Tetap menerimaku saat hidupku sendiri membuangku dari kebahagiaan. Aku sadar, aku harus menanggung dan mencari kebahagiaanku yang lain, dan hari ini, aku telah kembali lahir menjadi diri yang baru, dengan statusku yang baru. Aku sudah menjadi seorang ibu, Ma!'
'Aku berjanji, akan membahagiakan Mama tanpa harus mendengarkan hinaan lagi di sepanjang hidup Mama. Seperti Mama yang memutuskan melahirkanku dan merawatku seorang diri tanpa bantuan pria yang adalah ayahku. Aku akan kuat menjalani hidupku seperti Mama menghadapi hidup Mama untukku! Aku sayang Mama!'
Waktu telah mengubah segalanya. Setelah melahirkan Keanu, Cheery berubah menjadi wanita tangguh dan pekerja keras. Dan untuk menghidupi dua orang tercintanya, Cheery harus menjadi tulang punggung keluarganya.
8 tahun kemudian…
Delapan tahun berlalu dengan cepat. Bahkan, semua yang ditinggalkan Cheery telah berubah. Gedung-gedung yang dulu ada, kini dibangun semakin tinggi menjulang. Hiruk-pikuk kota juga semakin padat, serta suasana yang sudah jauh berbeda.
Setelah ia memutuskan untuk berpisah dari Vano dan kehidupannya di tempat asalnya, Cheery kembali ke kota kelahirannya tersebut karena merasa membutuhkan biaya lebih untuk menghidupi ibunya yang sering sakit dan juga Keanu, puteranya, yang sudah harus bersekolah di usianya yang menginjak 7 tahun.
'Aku pulang. Setelah bertahun-tahun meninggalkan semuanya, aku kembali lagi ke sini. Di mana semua kenangan indah dan sedihku di mulai dulu. Dan saat ini, aku berharap semuanya akan baik-baik saja,'
'Selain mencari pekerjaan yang layak untuk Keanu dan Mama, hal yang paling tidak ingin kuhadapi adalah dia… Vano. Aku belum siap jika harus menemuinya lagi setelah sekian lama. Sebisa mungkin, aku harus menghindarinya agar kehidupanku yang bahagia tidak terganggu,'
'Tapi, sudah delapan tahun aku tidak bertemu dengannya. Apa dia baik-baik saja? Apa dia lebih tampan atau tidak? Dan… apa dia merindukanku selama ini? Hmm, entahlah!'
Lamunan Cheery saat baru menginjakkan kakinya lagi di kota kelahirannya itu buyar, saat panggilan dari seorang anak lelaki di belakangnya terdengar.
"Mama!" panggil Keanu yang mendekat bersama nyonya Lisa di belakang Cheery.
"Ma, tempat ini sangat panas! Tidak seperti di tempat kita sebelumnya!" eluh Keanu pada sang mama karena cuaca di kota seperti ini memang terasa panas dan gerah.
"Hei, sejak kapan jagoan Mama mengeluh, hum? Bukankah kamu anak yang hebat, Keanu?" ledek sang mama pada anaknya.
Keanu terlihat sedang berpikir.
"Hmm, entahlah. Aku merasa tidak nyaman saat ini, Ma. Entah kenapa perasaanku tidak seperti sebelumnya," ucap Keanu sedikit murung.
"Tidak akan ada yang terjadi pada kita, Sayang! Kita akan baik-baik saja di kota ini. Mama akan menyekolahkanmu ke sekolah yang bagus, dan kita akan memberikan Nenekmu pelayanan kesehatan yang lebih baik dari desa kita di sana!" Cheery mencoba menjelaskan, "Kamu setuju, Nak?" sambungnya bertanya.
Keanu mengangguk, "Hmm, baiklah, Ma!" jawab Keanu setuju.
"Ayo, kita bantu Nenek berjalan!" ajak Cheery pada Keanu untuk membantu memapah nyonya Lisa yang terlihat lemas.
Tidak lupa Cheery mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Aku sudah tiba di sini! Tolong jemput aku, ya!" ucap Cheery pada seseorang.
***
Cheery beserta mama dan Keanu tiba di sebuah rumah sederhana yang ia beli dengan bantuan dari Sania, sepupunya.
Sania Bianca Dewari adalah sahabat karib Cheery sekaligus sepupunya yang merupakan putri paman angkatnya. Sania adalah seorang gadis cantik dan pintar yang menyayangi Cheery.
Namun, selain menyayangi Cheery, ia juga menaruh perasaan iri di hatinya. Ya, karena Sania menyukai pria yang sama seperti Cheery, yaitu Vano.
Niat buruk pernah dimiliki Sania yang berhasil menggagalkan rencana Cheery untuk memberi kado istimewa di hari kepulangan Vano. Tapi sayangnya, rencana kecil yang berhasil tersebut, malah membuat hidup Cheery hancur.
Seiring berjalannya waktu dan melihat bagaimana Cheery menjalani hidupnya dengan malang, Sania merasa iba dan sedih. Hingga melupakan dengki di hatinya yang berganti dengan peduli. Dan juga kerena Cheery memutuskan untuk meninggalkan Vano, maka Sania berubah menjadi ikhlas untuk membantu Cheery saat membutuhkan pertolongan.
Hitung-hitung sebagai cara Sania membalas kesalahan kecilnya yang fatal bagi hidup Cheery. Seperti saat ini, Sania mencarikan rumah untuk Cheery tinggali bersama ibu dan putranya.
"Apa hidupmu begitu sulit di sana, Cheery? Bagaimana Bibi Lisa bisa sekurus ini sekarang?" tanya Sania yang prihatin dengan kondisi lemah bibinya.
"Mamaku hanya lelah. Usianya tidak muda lagi. Kamu tahu sendiri seperti apa mamaku membesarkanku, bukan? Dan selama aku memiliki Keanu, mamaku yang menjaganya sementara aku menjadi tulang punggung keluarga kami di sana," jawab Cheery dengan senyuman miris. Sama seperti hatinya saat ini.