" Din, kamu marah ya ?"
kalimat yang mbak Arni katakan pertama kalinya pada diri ku, aku pun hanya terdiam dan menggelengkan kepala ku tapi aku pun tidak terlalu banyak mengatakan sesuatu pada mbak Arni karena kau tidak ingin mbak Arni kena imbas oleh diri ku yang tengah bad mood ini. saat aku ingin mengatakan sesuatu pada mbak Arni tiba-tiba waktu jam istirahat pun berakhir dan dengan cepat mbak Arni berlari menuju pintu untuk membuka kembali restaurant, Radit yang masih berada di tempat duduk nya itu pun langsung menunduk kan kepala nya saat aku melirik ke arah nya dengan ekspresi wajah yang datar.
Aku pun langsung mengelap piring-piring yang masih basah tersebut dan menyusun nya di atas meja, setelah melaku kan nya aku pun bergegas ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku pun hanya terdiam dan mencoba untuk memperbaiki mood ku, sejujur nya aku sangat tidak enak hati terhadap mbak Arni yang baik pada ku itu, hanya karena aku sedang dalam keadaan suasana hati yang buruk aku malah melapias kan pada orang lain yang bahkan tidak tahu apa-apa tentang apa yang aku rasa kan.
Aku pun keluar dari kamar mandi dan mendapati Radit sudah pergi dari sana, di dapur hanya ada mbak Arni yang tengah menyusun gelas kotor yang tadi kita pakai, aku pun mendekati mbak arni dan ingin meminta maaf pada nya.
" Mbak Arni, maafin aku ya"
mbak Arni pun langsung menoleh ke arah ku dan menghela nafas nya, ia langsung tersenyum pada ku dan dengan cepat memeluk ku, dengan lembut ia menepuk-nepuk bahu ku dan menenangkan diriku.
" iya gak apa-apa Din, emang salah mbak kok, seharus kamu yang lagi mood buruk itu di ajak ngomong juga dengan topik yang kamu tahu, bukan nya malah diemin kamu seolah kamu itu patung."
Aku pun membalas pelukan mbak Arni dan merasa sangat nyaman dengan sikap mbak Arni yang selalu mengerti diri ku, aku merasa jika mbak Arni benar-benar sosok kakak yang sangat hangat, pasangan nya pasti sangat nyaman dengan mbak Arni yang memiliki sifat hangat dan baik seperti ini. karena aku harus ke depan maka aku pun meminta mbak Arni untuk melepaskan ku, sebelum aku pergi dari dapur aku pun tersenyum pada mbak Arni dan mengisyaratkan jika aku akan baik-baik saja.
Saat pulang nanti seperti nya aku akan menghibur diri ku sendiri dengan pergi ke toko buku atau hanya menikmati suasana malam dengan pemandangan langit malam kota Jakarta, sudah sangat lama aku tidak melihat langit malam dan bintang-bintang. aku sangat ingin berjalan-jalan sejenak demi memperbaiki suasana hati ku yang sangat buruk di hari pertama rambut pendek ku ini, mungkin aku akan naik kereta commuter Line untuk pergi ke toko buku kwitang yang ada di pasar senen nanti, dan untung saja aku membawa sabun pencuci muka serta alat make up dasar di dalam tas ku.
pelanggan pun mulai berdatangan lagi, dengan cepat aku pun melayani mereka dengan memberikan buku menu serta mencatat semua pesanan mereka dan memberikan nya pada Mbak Arni yang ada di dapur. karena di waktu-waktu akhir kerja ku entah kenapa aku selalu merasa bersemangat, apakah karena aku akan pulang dan bisa merebah kan diri ku, ya tapi memang sejak saat masih dibangku sekolah pun aku akan lebih produktif di jam-jam akan pulang.
sampai akhir nya aku pun sudah berada di ujung jam kerja ku yang sudah habis, dengan cepat aku pun merapikan tas ku, namun karena bersemangat nya diriku sampai akhir nya aku pun tidak sengaja bertabrakan dengan mbak Arni yang tengah membawakan air untuk cuci tangah salah satu pelanggan yang akhir nya jatuh tepat membasihi dada ku.
" Ya ampun Din, maafin mbak Din, mbak ngak sengaja " sahut mbak Arni dengan wajah yang sangat panik.
" Iya mbak ngak apa-apa, mbak itu punya pelanggan ambil lagi aja mbak air nya takut dia nunggu "
mbak Arni pun langsung menuruti perkataam ku, dengan cepat ia pun mengganti air yang tumpah tadi dan langsung memberikan nya pada pelanggan, aku pun langsung meletak kan kembali tas ku di atas meja yang ada di dapur, sekeras apapun aku mengelap nya air nya sudah rembes ke dalam pakaian ku dan membuat pakaian dalam bagian atas ku terlihat, ini sangat tidak nyaman bagiku apalagi hari ini aku tidak membawa jaket yang biasa nya aku bawa.
" Ini pakai ini aja "
aku pun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Radit tengah menyodor kan sebuah Hoodie berwarna merah di depan ku.
" Ayo, ambil aja. emang kamu mau orang-orang di jalan liatin kamu karena pakaian dalam kamu terekspos gitu? "
mendengar hal itu dengan cepat aku pun langsung mengambil Hoodie yang di berikan oleh Radit dan segera bergegas ke kamar mandi, di dalam kamar mandi aku pun dengan cepat membuka pakaian ku karena memang sudah basah sampai ke kulit ku, aku pun langsung terhenti dan berpikir apakah aku juga membuka bra ku agar aku tidak masuk angin ? karena sehabis ini aku sudah ingin pergi ke toko buku.
" Din gimana kamu ? basah semua ya ?" tanya mbak Arni dari luar kamar mandi.
" Mbak, Bra ku basah " sahut ku pelan agar tidak terdengar oleh Radit.
" Ya ampun maaf banget Din, mbak beliin ya, ukuran kamu apa ?"
" aku gak tau ukuran ku mbak, coba mbak kira-kira aja nih tapi jangan buka pintu nya lebar-lebar "
Mbak Arni pun membuka sedikit pinu kamar mandi dan melihat sebuah Bra yang ada di tangan ku, ia pun langsung mengangguk dan menutup kembali pintu kamar mandi.
" Radit kamu jagain Restaurant sebentar ya, nanti udah jam kerja nya dateng kok, mbak mau keluar dulu sebentar "
" Jangan lama-lama mbak "
Aku pun mendengar suara Radit begitu jelas dan dekat, apakah Radit tengah berada di depan pintu kamar mandi dan mendengarkan semua pembicaraan ku dengan mbak Arni tadi ?. sudah sekitar lima belas menit berlalu dan mbak Arni nampak masih belum terdengar suara nya, aku bahkan sudah hampir pasrah karena takut mbak Arni tidak bisa menenmukan ukuran Bra untuk ku di toko depan yang menjual pakaian, tapi tidak lama aku mendengar suara mbak Arni bicara dengan Radit dan menyuruh nya untuk minggir dari pintu kamar mandi.
" Nih Din, semoga pas ya"
" Aku coba dulu mbak"
aku pun menaruh Hoodie milik Radit itu di atas kepala ku, dengan perlahan aku mencoba Bra yang di berikan oleh Mbak arni tadi yang ternyata memang muat dan cocok saat aku pakai.
" mbak, muat mbak "
" Syukurlah, sekali lagi maaf banget ya Din mbak gak sengaja "
" iya gak apa-apa mbak, mbak udah tanggung jawab kok"
aku pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan Hoodie milik Radit, aku pun melihat dirinya masih berdiri di sini dengan tas di bahu nya, karena aku rasa aku pun sudah selesai di sini maka aku pun langsung berpamitan pada mereka berdua.