Chereads / Blood Sweat And Tears / Chapter 19 - 19

Chapter 19 - 19

Aku pun berjalan menuju pintu, dan aku pun mendapati Radit menyusul dan ikut berjalan di belakang ku, karena kau pikir ia tengah buru-buru maka aku pun langsung menyingkir danmemberi nya jalan untuk lewat, tapi ia malah berhenti dan mengajak aku berbicara.

" Aku anterin pulang ya "

" kenapa? gak usah, lagian aku gak langsung pulang kok "

" emang mau kemana?"

" ke toko buku kwitang "

" yaudah aku ikut ya."

Aku pun terdiam dan tidak bisa menjawab permintaan dari Radit itu, aku ingin bersikap jutek pada nya tapi dia sudah sangat baik meminjam kan aku sebuah Hoodie milik nya, dan sekarang ia menawarkan diri untuk pergi bersama ke toko buku dengan meninggalkan motor nya di are Parkiran dan menitipkan nya pada mbak Arni yang memang berjaga di restaurant sampai malam nanti. aku pun menoleh ke arah mbak Arni yang menahan senyuman nya setelah Radit mengatakan jika diri nya akan menemani aku pergi, walau pun sebenar nya aku tidak ingin di temani oleh nya, karena aku sudah merencanakan untuk menghabiskan waktu sendiri dan sekarang malah di rusak oleh Radit.

Kami berdua pun segera berjalan menuju stasiun, suasana di jalan raya memang sudah sangat ramai jika akan memasuki waktu sore hari dan hal itu membuat aku dan Radit benar-benar harus menunggu waktu giliran untuk menyebrang. dengan tiba-tiba Radit pun memegangi tangan ku dan menuntun ku untuk ikut menyebrang bersama nya, aku pun menoleh ke arah nya dan melihat bagiamana dirinya memegang tangan ku tanpa izin dari ku. Aku sangat membenci hal yang seperti ini, hal yang bisa membuat diri ku terbawa perasaan yang akhir nya berujung bertepuk sebelah tangan seperti dahulu. 

karena kami berdua sudah memilik tiket commuter Line, maka kami pun hanya tinggal masuk ke jalur pelintasan kereta dan menunggu kereta di pinggir peron, sangat kebetulan sekali aku dan Radit tidak perlu menunggu lama karena saat kami sampai kareta sudah datang dan menunggu intruksi untuk berangkat. suasana di dalam kereta pun nampak sangat ramai, aku dan Radit bahkan tidak mendapat kan kursi untuk duduk. aku pun berdiri di sebelah kiri dekat pintu keluar, aku mulai merasa sangat risih dengan orang yang berdiri di belakang ku yang seperti nya melakukan sebuah pelecehan dengan memegangi paha belakang ku dan terus menempel pada ku. Radit yang ada di samping ku itu pun langsung menyadari hal itu dan menarik tangan ku agar berukar posisi dengan nya, Radit menempat kan diri ku di ujung dekat kursi yang berada di dekat pintu dan diri nya pun berdiri di depan ku sambil sibuk dengan memain kan handphone milik nya.

aku merasa sedikit lega ada Radit yang ikut dengan ku, mungkin jika dia tidak memaksa kan diri untuk ikut pasti nya aku benar-benar sudah di leceh kan di dalam kereta, aku pun memandangi wajah Radit yang bahkan jarak nya cukup dekat dengan ku dan memang Radit sangat lah Tampan dan dingin tapi hati nya sangat baik tidak seperti yang aku pikirkan sebelum nya, pasti yang menjadi pacar nya Radit akan sangat merasa beruntung karena memiliki pacar seperti diri nya.

kami pun sampai di stasiun manggarai dan akan segera transit menuju stasiun pasar senen, semoga saja kereta transit kami tidak terlalu penuh dengan penumpang dan... ya, suasana di dalam  kereta transit sangat lah sepi, aku dan Radit bahkan sangat leluasa mendepatkan tempat duduk yang masih sangat kosong. aku pun duduk di kursi prioritas karena ingin duduk sendirian sambil mendengar kan musik dengan headseat yang aku bawa di tas ku, karena aku pun merasa jika aku akan baik-baik saja karena suasana di gerbong kereta pun nampak sepi. 

Namun aku mendapati Radit malah duduk di samping ku dan menarik satu headseat ku dan mendengarkan nya di telinga kanan nya, ia pun malah memejamkan mata nya tanpa dosa dengan apa yang ia lakukan pada ku saat ini, karena Radit lah yang menolong ku tadi maka aku tidak akan mempermasalah kan hal ini dan malah ikut menikmati musik yang aku putar di handphone ku. karena kereta transit yang kami naiki tidak terlalu lama berhenti di stasiun keberangkatan lain nya, maka kami sampai pada stasiun pasar senen dengan cepat. saat kami turun, kami pun langsung bergegas keluar dari stasiun pasar senen dan menuju ke toko buku kwitang.

suasana pun nampak akan memasuki sore, dan jam menunjukkan pukul empat sore. aku dan Radit sudah sampai di depan toko buku kwitang yang ternyata terlihat sangat ramai, ketika aku dan Radit akan masuk ke dalam toko buku tiba-tiba..

Brukkk... 

seseorang pun menabrak Radit dengan sedikit keras, aku dan Radit pun langsung tersentak dan menatap orang tersebut. 

" Maaf ya saya enggak sengaja..."

" Kak fahri ?"

Aku pun langsung membulat kan mata ku karena tidak sengaja bertemu dengan cinta pertama ku yang sangat konyol ini, bahkan di waktu dan tempat yang sangat tidak terduga.

" kakak ngapain di sini kak ?"

" Anter pacar nyari buku "

"emm,, sama pacar ya, gimana pacar kakak?" dengan malu-malu aku pun memberani kan diri untuk menanyakan sosok wanita yang kini jadi pacar kak Fahri.

" ya kayak kamu sih, suka baca buku dan nyenengin. kamu gimana? gak mungkin kan selama ini gak punya pacar.."

Aku pun terdiam dan mengedipkan mata ku beberapa kali karena ya, memang diri ku masih belum mendapat  kan seseorang untuk aku pacari dan itu sama sekali tidak membuat ku resah sama sekali.

" Aku Radit, pacar nya Diana, salam kenal ya "

Dengan cepat aku pun langsung membulat kan mata ku dan menatap ke arah Radit yang tiba-tiba berbicara seperti itu dan merangkul ku seenak nya, aku pun langsung menoleh ke arah ka Fahri yang seperti nya eskpresi wajah nya mulai berubah drastis menjadi terdiam dan mendadak datar, Radit pun langsung berpamitan pada kak Fahri dan menarik ku untuk masuk  ke dalam toko buku.

" Kamu kan ke sini mau cari buku, kenapa malah mau introgasi pacar orang sih ?"

" aku mana tau sih dia ada di sini anterin pacar nya cari buku juga "

" yaudah kamu diem aja, biar aku yang ngatasin semua nya."

Aku pun langsung terdiam dan menoleh ke arah kak Fahri, orang yang selama ini sangat aku rindukan selama ini dan mengapa aku dan diri nya harus bertemu di tempat ini?. aku pun melihat ada salah satu wanita yang berjalan mendekati nya, aku rasa itu adalah pacar nya. Dengan cepat aku pun langsung membuang pandangan ku ke arah lain dan langsung masuk ke dalam toko buku itu dan mencoba mencari buku yang tepat untuk ku. Radit masih merangkul ku dengan lembut bahkan saat aku tengah memilih buku-buku yang ada di depan ku, aku tidak melihat bagaimana ekspresi kak Fahri yang melihat diriku seperti sudah berjalan keluar dari zona ku itu, tapi aku sudah bertekad kuat untuk melupakan semua nya tentang ka Fahri dan kenangan nya di masa lalu ku itu.