Matahari sudah siap untuk terbenam, tapi Yoona belum juga mau pulang untuk mencari bunga tersebut untuk suaminya. Beruntung Arnold mau menemani Yoona tanpa tahu untuk siapa Yoona mencari bunga itu.
"Masih belum menemukan, 'kan? Hari sudah hampir gelap, Yoona. Bagaimana jika kita kembali esok hari untuk mencari bunga itu?" usul Arnold.
"Jika kamu ingin kembali lebih dulu, aku tidak keberatan mencarinya sendiri, kok. Kembalilah dulu," pinta Yoona dengan kebodohannya.
"Hm, aku tidak tega meninggalkan dirimu sendiri di dalam hutan seperti ini, Yoona." Arnold memilih untuk tetap menemani wanita yang di taksirnya.
Sementara di sisi Tae dan Ae Ri. Mereka audah ada di depan Yoona dan Arnold duluan. Tae sengaja mempercepat langkahnya agar Arnold bisa mengambil kesempatan untuk mendekati Yoona, sahabatnya.
Namun, ide jahat Ae Ri mulai diluncurkan untuk membuat Yoona terluka, dan lenyap seperti yang ia harapkan.
"Tae, kamu duluan saja, nanti aku menyusul. Entah mengapa aku sangat lelah sekali," keluh Ae Ri dengan mengatur napas terengah-engah.
"Astaga, sebentar lagi kita sampai kembali di taman Villa. Ayolah, masa sudah lelah saja? Baiklah, kalau begitu aku juga menemani dirimu istirahat di sini," celetuk Tae meraih botol minumnya, kemudian menengguk air putih yang ia bawa itu.
Namun apa yang dilakukan Ae Ri? Dia menolak Tae untuk ikut istirahat karena takut akan dikalahkan oleh Yoona dan Arnold. Kemudian meminta Tae untuk pergi lebih dulu dan dengan mudahnya Tae mengiyakan tawaran Ae Ri untuk pergi terlebih dahulu.
"Kamu bisa kembali saja dulu. Aku tidak mau kalah dari Yoona dan Arnold Oppa, Tae!" seru Ae Ri berpura-pura lemah.
"Bener juga apa katamu …," Tae percaya begitu saja. "Baiklah kalau kamu memang tidak masalah jika aku tinggal. Aku kembali dulu, ya … Kamu hati-hati, di belakang masih ada Yoona dam juga Arnold Oppa, jadi kami bisa bareng mereka saja," Tae meninggalkan Ae Ri di batu besar tempat mereka bersandar.
"Bodoh!" desis Ae Ri menyeringai.
Beberapa menit kemudian, Yoona dan Arnold menyusul dari belakang. Ini kesempatan bagi Ar Ri untuk berakting. Mudah baginya untuk berpura-pura perutnya sakit agar di gendong oleh Arnold. "Aduh, sakit banget, aduh--" rintihnya.
"Itu … bukankah, Ae Ri?" tunjuk Yoona. "Oppa, bukankah itu Ae Ri? Kenapa dia sendirian di sana? Di mana Tae?" imbuhnya dengan rasa khawatir.
"Benar, itu adalah Ae Ri. Mari, kita dekati dia dan tanyakan mengapa dia sendirian di dalam hutan seperti ini," sahut Arnold.
Mereka pun berjalan lebih dekat untuk menghampiri Ae Ri yang kala itu, sedang sendirian meringis kesakitan.
"Ae Ri?" panggil Arnold.
"Oppa!"
Tanpa memperdulikan dimana dan ada siapa di sampingnya, Ae Ri langsung memeluk Arnold dengan pelukan erat.
"Perutku sakit sekali. Entah kenapa setelah makan yang Tae berikan, membuat perutku sangat sakit," keluh Ae Ri bermuka dua.
"Lali, di mana dia sekarang?" tanya Arnold.
"Iya, dimana dia?" sahut Yoona melihat ke sekeliling. "Yang kulihat hanya pepohonan di sini," sambungnya.
"Dia sudah pergi terlebih dahulu. Katanya tidak ingin kalah dari permainan ini. Aduh, sakit sekali," jelas Ae Ri dengan memegangi perutnya meringis kesakitan.
"Ae Ri pasti berbohong! Tae orang baik, tidak mungkin melakukan itu, aku kenal sekali dengannya!" seru Yoona dalam hati.
Merasa iba dengan keadaan Ae Ri, Yoona meminta Arnold untuk menggendongnya. Awalnya Arnold ragu untuk menggendong Ae Ri karena merasa tidak tega meninggalkan Yoona. Akan tetapi, Yoona terus memaksa dan mengatakan semua itu demi dirinya. Maka, Arnold pun mau melakukannya.
Ketika Arnold dan Ae Ri berjalan di depan, dan sedikit lebih cepat langkahnya, Ae Ri sengaja menukar anak panah masuk kedalam hutan. "Mampus! Pergi sana sejauh mungkin!" kata Ae Ri dalam hati.
"Apa yang kamu lakukan?" Arnold tersadar jika tangan Ae Ri bergerak dengan cepat di punggungnya.
"Aih, tidak. Aku hanya merapikan baju bagian belakangku, Oppa. Maafkan aku yang tidak bisa tenang_"
Tak sadar, Yoona mengikuti petunjuk arah yang salah itu dan masuk ke hutan. Malah dengan riang gembira, ia masih berharap dapat menemukan apa yang ia cari dalam hutan sana.
Sementara itu, ketika Arnold sudah membawa Ae Ri kembali, mereka juga tidak sadar jika Yoona tidak mengikuti di belakangnya. "Dimana Yoona?" tanya Tae terus mencari.
"Dan kamu, Ae Ri. Kenapa kamu digendong, Arnold Oppa? Apakah kamu terluka?" Tae semakin bingung karena melihat Ae Ri yang saat itu kembali dengan digendong di punggung sepupunya.
"Bagaimana ini? Aku ketahuan, mati jika aku ketahuan berbohong dengan menjadikan Tae sebagai umpan," batin Ae Ri cemas.
Disaat bersamaan, Naufal telah datang dan langsung mempertanyakan dimana istri kecilnya itu kepada Tae. Hanya Tae yang Naufal kenal karena Tae sering ke rumah bersama istrinya.
"Sore semuanya, apa kalian melihat Yoona? Katanya dia pergi bersamamu juga Tae?" tanya Naufal datang langsung menanyakan dimana istrinya berada.
Tae dan Arnold saling menatap. "Ada apa? Apakah ada yang sedang tidak baik-baik saja?" tanya Naufal kembali.
"Yoona belum kembali dari hutan. Kemungkinan dia tersesat …," jawaban Ae Ri membuat Naufal khawatir.
"Apa?" sulut Naufal. "Katakan dimana jalan masuk hutan itu!" Naufal menggertak Tae sampai Tae ketakutan.
Arnold mendekati Naufal dan memintanya lebih lembut sedikit kalau bicara dengan sepupu perempuannya itu. "Anda bisa saya laporkan polisi jika membuat mental saudari saya terganggu," ancam Arnold.
"Dan saya bisa melaporkan kepada polisi karena kalian penyebab hilangnya Yoona, paham?" meski Naufal tidak pernah mengancam siapapun, tapi ia tidak terima jika di gertak oleh anak kemarin sore seperti Arnold.
Tae melerai mereka, dan menunjukkan dimana jalan masuk menuju hutan tersebut. Naufal sangat khawatir, tanpa pikir panjang, ia segera masuk ke hutan.
Ketika hendak berlari, langkahnya terhenti kala Arnold menahan lengannya. "Apa lagi?" tanya Naufal dengan ketus.
"Biarkan saya menemani Anda mencari Yoona. Ini juga tanggung jawab saya, sebagai tim-nya malah meninggalkannya," jawab Arnold menegakkan badannya.
"Tidak perlu! Dia adalah orang paling berharga bagi saya! Orang lain tidak perlu ikut campur!" tepis Naufal dan segera mencari Yoona.
"Tapi, Tuan. Saya bisa membantu Anda mencari, saya akan panggil kan tim penyelamat. Bahaya jika Anda ikut masuk, bagaimana jika Anda tersesat juga?" Arnold masih berusaha membantu.
"Tidak perlu!" bentak Naufal dari kejauhan.
Setelah melintasi beberapa rute, akhirnya tiba dimana ada petunjuk arah yang salah. "Apa ini? petunjuk arah ini telah sengaja di putar?" gumam Naufal menyentuh petunjuk arah tersebut.
Bagi Naufal, hutan bukanlah suatu tantangan yang berat. Memang sebelumnya ia juga pernah berlatih bertahan hidup di dalam hutan bersama rekan-rekannya kala menjadi seorang perwira beberapa tahun lalu. Apakah Naufal mampu menemukan istrinya?