PLAK!
Suasana semakin tidak karuan. Lauk itu adalah ayam madu yang manis dan tentunya lengket jika mengenai kulit. Tidak ada kata-kata yang terucap. Kang Shi Jin melanjutkan makannya tanpa menghiraukan insiden tersebut.
"Apa kau ingin menyuapiku?" tanya Austin dengan lembut.
"Tidak," jawab Huan Jingyi lirih.
"Tisu basah untukmu," sela Kang Shi Jin.
"Jika kau mau menyuapiku, bukan di sini. Ini pipi, bukan mulut," lanjut Austin.
"Bukan, bukan seperti itu. Aku hanya … hanya, hanya--" Huan Jingyi gugup.
Suasana menjadi senyap seketika. Mereka hanya fokus sarapan. Tiba-tiba, ponsel Kang Shi Jin berdering dan membuat semuanya kaget.
Triiiiing …
Suara itu membuat Austin dan juga Huan Jingyi persamaan menatap kearah Kang Shi Jin. Segera Kang Shi Jin menjawab telpon tersebut. Ternyata, yang menelponnya adalah Kim Chin Hwa.
"Halo,"