Chereads / Suatu Hari di Masa Depan / Chapter 2 - Ke-1 : Pemerintah Dunia dan Negara Internasional

Chapter 2 - Ke-1 : Pemerintah Dunia dan Negara Internasional

Sudah lama, sejak ribuan tahun lalu. Dunia dalam satu pemerintahan telah berjalan. Dan saat ini disebut sebagai kondisi terburuk dari para pendahulunya.

Pusat dunia ada pada bagian barat benua utama di sebuah kota yang sangat maju dalam hal teknologi. Mobil terbang, motor terbang melintas pada jalan raya semu yang bisa dilihat dibalik kaca ajaib yang tergantung pada helm atau berbentuk kacamata. Maka, wajib bagi tiap pengendara udara untuk mengenakannya. Sanksi berat akan dijatuhkan jika seorang pengendara udara melanggarnya.

Di tengah kota yang biasa dipanggil dengan 'Darmen', di sana sebuah bangunan raksasa berdiri megah. Bangunan yang menjadi tempat tinggal orang-orang yang memerintah negara ini juga dunia ini. Temboknya tinggi terbuat dari logam yang tak diketahui namanya yang bisa menahan suhu hingga ribuan celcius. Pondasinya sangat kuat dan bisa menahan gempa berskala besar, namun bisa rusak jika terjadi gempa berskala ekstrim.

Di sana ribuan penjaga elit yang terlatih berpatroli kesana kemari. Satu penjaga elit distandarisasi mampu mengalahkan minimal lima orang yang berada di tingkat mahir. Mereka dididik secara khusus di sekolah militer pemerintah yang memegang kekuatan mutlak yang tak terkalahkan. Suatu kudeta akan selalu berakhir gagal karena kekuatan yang melindungi pemerintahan itu. Sudah tak terhitung jumlah kudeta yang gagal, juga gerakan separatisme yang selalu berakhir mengenaskan membuat orang-orang berpikir untuk harus tunduk pada pemerintah, suka atau tidak.

Selain para penjaga elit terstandarisasi, alat-alat pengintai diatur sedemikian rupa hingga hampir tiap-tiap tempat di dalam bangunan dan area luar dalam radius satu kilometer terpantau sehari semalam. Alat-alat pengintai tersebut didesain dengan sangat sensitif untuk mendeteksi keberadaan penyusup. Meskipun, seorang penyusup menyamar, alat-alat di sana mampu mendeteksi penyamaran dalam waktu singkat dan mengenali identitas sebenarnya.

Pemimpin dunia, atau disebut 'Sang Maharaja' adalah sebutan bagi manusia yang menjadi orang di ujung puncak jabatan di dunia. 'Sang Maharaja' dilantik melalui pemilihan umum yang dilaksanakan serentak seluruh dunia bagi kota-kota terpilih yang telah diakui dan memiliki teknologi yang mumpuni untuk mengadakan pemilihan secara digital. Sedangkan, bagi daerah-daerah dalam masa pembangunan, non-modern, dan terlantar tak mempunyai hak pilih sama sekali.

Jarak kesenjangan di masa ini sangat jauh. Yang miskin akan semakin miskin dan kaya akan menumpuk tinggi harta mereka. Pemerintah hanya berfokus memodernisasi kota yang berpotensi untuk diambil keuntungannya dan meninggalkan daerah-daerah yang dianggap tak berguna. Daerah yang memiliki kondisi termiris adalah daerah terlantar yang dianggap 'tanah tanpa penghuni', penduduk di sana tak dilindungi hukum dan menjadi korban perbudakan serta penganiayaan, bahkan tak dianggap sebagai manusia.

Lalu, daerah non-modern. Daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah, tapi penduduknya mudah dibodohi dan dikeruk keuntungan dari mereka. Mayoritas mereka adalah orang miskin dan sedikit orang kaya yang kebanyakan adalah kaki tangan atau penjilat pemerintah. Daerah non-modern masih difasilitasi dan diperhatikan oleh pemerintah dalam skala kecil untuk mengikat mereka.

Daerah-daerah dalam masa pembangunan direncanakan akan disebut sebagai 'Kota Pantas'. Hukum sepenuhnya akan melindungi penduduk di sana ketika pembangunan selesai. Jika daerah non-modern memiliki perlindungan hukum dalam aspek kecil, maka daerah dalam masa pembangunan memiliki perlindungan hukum dalam aspek sedang. Orang-orang yang menjadi penduduk 'Kota Pantas' mayoritas adalah pendukung pemerintahan.

'Kota Pantas' adalah kota yang penduduknya memiliki hak penuh yang diakui oleh pemerintah dan status mereka terlindungi. Mereka berhak memilih 'Sang Maharaja' dari calon-calon yang tersedia. 'Kota Pantas' difasilitasi dan diperhatikan secara penuh oleh pemerintahan dunia.

Umumnya, penduduk dunia terbagi menjadi dua. Para pendukung pemerintah dan pemberontak. Perseteruan antar keduanya berat sebelah dimana para pemberontak harus merasakan kenyataan pahit.

Terdapat sebuah organisasi pemberontak yang menjadi perhatian pemerintah. Organisasi itu berstatus diatas pemberontak karena sepak terjang mereka, mereka dianggap sebagai gerakan terorisme yang layak dilibas. Tapi, jaringan intelegen mereka seakan dipecundangi oleh para teroris itu. Mereka berasumsi ada beberapa pengkhianat diantara mereka.

'Gerakan Pembebasan Kemanusiaan'.

Biasa disingkat dengan Gap-Ken. Mereka cukup ditakuti karena kekhawatiran pemerintah yang kekuasaannya tak ingin dirongrong. Salah satu tujuan organisasi itu ialah melemahkan dan meruntuhkan pemerintahan yang kini terlihat mustahil untuk digulingkan. Dukungan pada Gap-Ken kebanyakan berasal dari daerah-daerah terlantar yang ingin bebas dari kesengsaraan mereka, juga dari daerah-daerah lain, tapi angka yang terkumpul akan sangat kecil jika dibandingkan dengan pendukung dari daerah-daerah terlantar.

Benua dibumi berjumlah tiga, Benua Aghsa atau utama, Benua Lantra atau benua sebrang yang terletak di utara benua utama, lalu Benua Vandza atau benua kecil yang letaknya menyendiri seperti sebuah pulau besar yang berada di tengah lautan terletak di kejauhan selatan dari benua utama. Benua-benua tersebut terbentuk pasca dunia mengalami 'reset' berupa bencana besar yang menonaktifkan hampir seluruh teknologi modern yang telah dibangun manusia dari generasi ke generasi.

Setelah ratusan tahun berlalu, manusia kembali membangun peradaban modern dengan membangun ulang segala yang rusak dan memindahkan ibukota negara Internasional ke bagian barat dari benua utama. Hingga, saat ini modernisasi terus ditingkatkan pada kota-kota tertentu dari kota-kota 'Pantas' yang layak dibangun dan membiarkan daerah terlantar dan non-modern. Orang-orang di pemerintahan beranggapan manusia yang meninggali daerah yang dianggap tak layak itu bukan sebagai manusia namun sebatas budak yang ditakdirkan untuk melayani mereka.

'Kota pantas' di seluruh dunia hanya sebanyak sepuluh persen dari seluruh daerah di negara internasional ini. Kota dalam masa pembangunan sebanyak lima belas persen. Sisanya dua puluh lima persen non-modern dan daerah terlantar mencakup separuh dari seluruh daerah yang ada di muka bumi ini.

***

Darmen adalah kota ter-elit di dunia. Itu wajar karena para makhluk berdasi berkumpul di tempat ini yang berarti uang mereka berputar di sini dan demi kenyamanan mereka, mereka melakukan apa yang harus dilakukan. Meski banyak dipuji, bukan berarti kota ini adalah kota yang tentram dan aman.

Darmen memiliki angka kriminal yang tinggi terutamanya pembunuhan dan perampokan. Bahkan, sedemikian seringnya, seringkali sebuah toko dirampok dan polisi hanya menyaksikannya tanpa berbuat apa-apa karena bosan melihat hal yang sama setiap hari. Tapi, ketika pemerintahan diusik dengan sentuhan jari, maka mereka bergerak seperti profesional dengan dada terbusung.

Namun, meski begitu, kemajuan di kota ini menutupi kerak-keraknya sehingga keindahan tampak bagi siapa saja yang bermimpi tinggal di sana. Darmen adalah kota yang padat dan sulit, beberapa pendatang kadang menjadi gila setelah seminggu tinggal di sana jika mereka tak mampu beradaptasi. Ada satu aturan penting kota Darmen yang dijunjung tinggi setiap penduduknya, yaitu "dirimu untuk dirimu". Artinya, jika kau tak mampu berusaha maka jangan berharap pertolongan dari orang lain. Dan jika kau ingin ditolong berilah imbalan yang pantas. Begitulah individualisme yang parah mendarah daging di setiap penduduk Kota Darmen.

Ketika seseorang meninggal, maka banyak orang yang akan memperebutkan hartanya, bukan hanya keluarganya. Sebelum seseorang mati, ia harus menyewa banyak orang untuk mengawal jasadnya hingga penguburannya, atau ia akan dibiarkan membusuk dan menjadi makanan hewan atau dikumpulkan oleh tukang daging untuk dijadikan hidangan yang dijual, hal paling beruntung adalah pemerintah mengurusi jasadnya untuk kemudian dibuang ke laut atau tempat pembuangan mayat. Para pengawal keamanan yang terpercaya akan sangat dibutuhkan di saat-saat seperti ini untuk mengamankan harta warisan yang bisa saja berpindah tangan secepat kilat.

Membicarakan problematika sosial di Kota Darmen, juga 'Kota Pantas' yang lain tak akan ada habisnya. Intinya adalah uang adalah segalanya yang akan menyelesaikan segala masalah. Uang adalah satu-satunya pelindung dan pabrik yang akan menghasilkan bermacam-macam produk semisal 'sahabat' dan 'teman'.

Ada sebuah pembahasan penting yang sedang dilakukan oleh pemerintah terkait tertangkapnya salah satu belut terlicin tanpa mereka duga. Belut itu adalah salah satu orang penting dari organisasi Gap-Ken yang sangat mereka takuti. Dan belut itu datang menemui pemburunya.

Mereka berdebat tentang apa yang harus dilakukan. Menurut hukum, seluruh anggota organisasi di tingkat teroris harus dihukum mati, mayoritas mendukung pendapat ini dan menyerukan agar menyegerakan eksekusinya. Tapi, sebagian kecil yang termasuk dari orang-orang yang berkedudukan tinggi hanya berdiam, karena berapa pun suara, keputusan tetap ada pada mereka, termasuk sang Maharaja.

"Bukankah kita harus memaafkannya?"

Satu suara yang memecah keributan, semuanya mendadak diam melihat sosok yang berbicara.

Dengan wajah angkuh yang datar, ia melepaskan asap-asap beracun dari mulutnya. Lalu, ia membuang benda yang menjadi sumber asap-asap tersebut. Ia mengeluhkan sesuatu sedetik usai suara benturan ringan yang hampir tak terdengar.

"Bah, rasa mint adalah yang terburuk. Apalagi mendengar suara-suara serangga yang memuakkan, itu lebih buruk. Keputusan sesimpel itu mengapa tak ada orang yang cerdas?"

Orang yang dipilih tahun lalu melalui pemilihan digital. Dialah sang Maharaja, sebagai simbol negara internasional yang mengendalikan seluruh dunia. Namun, simbol tetaplah simbol.

"Sudahlah, aku ingin tidur. Bukankah keputusanku bulat? Apa yang kalian tunggu. Biarkan saja cacing yang beromong kosong itu. Berikan saja satu jabatan rendah. Bah, semakin banyak orang-orang menjijikkan yang mencari popularitas. Siapa yang percaya dia benar-benar si 'Kilat Berjalan' itu? Dia hanyalah 'Kilat Sesaat' yang sesat dan menipu kalian. Apakah kalian masih ingin membuang waktu berhargaku? Dua wanitaku masih menunggu dengan perasaan yang terbendung lagi, mengapa tak seorangpun menghargainya?"

Langkah besar itu pergi dari ruangan diikuti dua lelaki berbadan besar sebagai pengawalnya. Beberapa orang yang melihat itu bergegas ingin membubarkan diri. Mereka sadar memiliki kesibukan lain yang lebih penting.

"Tunggu! Perhatian semuanya, rapat kita belum selesai! Apa yang kalian lakukan?"

"Bukankah tertinggi kita telah memutuskannya? Memang benar rapat ini membuang-buang waktu! Mengapa kalian sebegitunya ingin menghukum mati seorang pelawak? Apakah ini kinerja Dewan Pelindung Negara?"

"Ya, benar"

"Untung, tertinggi orang yang bijak"

"Benar-benar, Dewan terburuk"

"Omong-omong, Kepala Dewan itu ingin mencalonkan diri sebagai Maharaja, apakah kau ingin memilihnya?"

"Memangnya aku idiot?"

"Ha,ha. Dewan pemburu pelawak yang malang!"

"Sialan!"

Orang-orang telah pergi. Hanya tinggal lima orang di dalam ruangan. Satu wajah memanas sambil mengepalkan tangannya dan menggebrak meja.

"B*ngsat!"

"Kera! Kuda liar! Apa yang mereka pikirkan! Ini bukan lelucon! Sialan!"

"Sudahlah, beginilah nasib Dewan yang sebentar lagi ditiadakan. Ah, senangnya nanti bisa bebas pergi ke luar kota!"

"Tapi, ini sesuatu yang serius. Ada yang salah, bukan, orang itu benar-benar sang 'Kilat Berjalan'. Aku mengenalnya seperti saat pertama kali menangkapnya. Aku percaya dia yang asli! "

"Ayolah, Bung. Kau terlalu berkhayal. Sudah saatnya bagi pahlawan untuk beristirahat."

Orang ketiga itu tertawa biasa. Orang keempat dan kelima hanya tersenyum. Orang kedua hanya mengikuti pikirannya sendiri. Dan ia, orang pertama belum bisa menerima kenyataan yang barusan terjadi.

"Akan kubuktikan dan akan kutangkap identitas sebenarnya si 'Kilat Berjalan!"

###

-Bersambung-

Kritik dan saran sangat berarti :)