Chereads / Suatu Hari di Masa Depan / Chapter 3 - Yang Direncanakan

Chapter 3 - Yang Direncanakan

"Apakah dia benar-benar serius tentang masalah ini?"

"Tentu saja. Aku sudah memperingatkannya ribuan kali. Apa boleh buat~"

"Tapi—"

"Akulah komandannya. Aku lebih tahu apa yang terbaik buatnya. Apakah kau meragukanku? Pemimpin tertinggi?"

Ia berdiri karena sedikit jengkel. Meskipun ia hanya komandan dan di depannya adalah seseorang yang jauh lebih tinggi jabatannya, ia tak merasa gentar. Matanya menyorot tajam pada orang yang berada di puncaknya.

"Fuh, aku tahu, aku tahu. Maafkan aku, lakukan sesukamu. Berhati-hatilah, karena tujuan kita hampir tercapai"

Ia memberi hormat tanda mengerti sekaligus membungkuk untuk meminta maaf atas tindakannya. Sang pemimpin pergi tanpa mempedulikannya. Seperti menyimpan sesuatu dalam mimik datar yang rapi. Sesaat bibirnya berekspresi kuat tanpa ia sadari.

Ia hanya tahu, Pemimpin Tertinggi adalah pribadi yang baik. Tak ada yang tahu nama aslinya selain inisial yang dikenalkannya sendiri. Ia termasuk dari tiga pendiri Gap-Ken.

"...wahai dunia! Bukanlah kalian sengsara? Kalian menjadi manusia palsu yang selalu diperas oleh negara yang hanya memenuhi kepentingan sedikit orang. Maka bergabunglah dengan barisanku, barisan yang akan menembus dinding yang telah merenggut jutaan nyawa tanpa menggoresnya. Bergabunglah sebelum kalian menjadi anjing-anjing pelayan yang tiada harga dirinya. Tak ada 'Kota Pantas', tak ada ada lagi daerah-daerah primitif. Kita adalah manusia, berjuang sebagai manusia, mendapat hak sebagai manusia. Oleh semua itu, kami mendeklarasikan sebuah gerakan yang akan membebaskan kemanusiaan yang telah dilanggar. Dengan ini, sebuah mentari telah terbit dari kegelapan malam, mari songsong pagi yang cerah.."

Pemimpin Hax.

Itulah yang dikenal semua orang. Sedangkan dua nama lainnya menempati posisi penting yang salah satunya tak banyak dikenal orang. Ia bernama Deks. Dan satunya lagi entah kemana. Ia tengah mengerjakan sebuah tugas yang hanya bisa dilakukannya.

***

Ruangan itu masih menyisakan kondisi yang sama. Lima orang tetap berada di tempatnya. Mereka menunggu keputusan orang pertama sebagai ketua dari DPN (Dewan Pelindung Negara). DPN adalah bagian terpenting dari pemerintahan, dulunya, namun sekarang tidak lagi, bahkan terancam akan dibubarkan.

"Lalu? "

"Mengapa kita hanya berdiam selama satu jam penuh?"

"Tepatnya satu jam lima puluh detik"

"Ketua? Mants? "

"Kalian! Beri aku waktu. Aku tengah berpikir! "

"Ayolah, Bro. Hidup itu tak perlu dipaksakan—"

"—Apakah akan ada pekerjaan NANTInya? Tidakkah kau berpikir dua kali, Penasehat Keys?"

"Apakah kau marah?"

"Tentu saja, bodoh. Ini adalah tentang hidup dan mati!"

"Ow. Aku tak pernah mengira kau akan seserius ini. Baiklah, aku punya ide bagus untuk masalah kita ini"

"Aku akan membunuhmu jika kau sedang bercanda. Katakan apa idenya!"

"Bukankah itu sudah diputuskan. Dalam peraturan nomor 1243.A. bab keputusan Maharaja, 'keputusan Maharaja menduduki kualitas yang tinggi, ketika satu penatua setuju, maka jadilah keputusan bersama'. Bukankah tadi telah diputuskan. Maka urusan ini dianggap selesai. "

"Hah, kau sebut itu ide? Tapi, ada benarnya juga. Tapi, bukan itu yang kuinginkan! Tidakkah kalian satu pemikiran?"

"Ketua, apa yang dikatakan Tuan Penasehat itu sungguh sebuah kenyataan. Tak ada yang dapat menghalangi orang-orang yang akan mendepak para pelawak ini. Tak ada bukti kuat bahwa perkataan anda mengandung satu fakta pun selain asumsi yang dipaksakan. Inilah pendapat saya sebagai penasehat kedua anda."

"Hai! Aku berharap dua pendukungku tidak berkhianat—"

"Ketua, sepertinya ujung ini benar-benar ujung"

"Aku setuju dengan saudaraku"

"HM?" Mants membelalakkan matanya tak percaya. Kini ia berdiri sendiri tanpa satu anak buah pun yang mendukungnya. Ia ingin memukul kepalanya sendiri lalu mati dalam ketenangan. Beberapa detik menyakitkan itu mengingatkannya pada masa-masa kejayaan DPN. Ketika itu jumlah mereka masih dua ratus orang dan banyak dipuji hingga mendapatkan penghargaan dari Maharaja sebelumnya.

"Sudahlah, Mants, mengapa kau harus bekerja di tempat seperti ini? Bumi itu luas. Lagipula kau sudah tak mungkin mengembalikan popularitasmu lagi. Menyerahlah menjadi Maharaja, menyerahlah dan ganti saja impianmu."

"Kau tahu, Says. Aku tak tahu mengapa orang yang terakhir bersamaku tak pernah mendukungku. Kukira kalian semua benar-benar bisa diandalkan. Oke! Aku akan setuju denganmu, tapi tinggalkan aku sendiri. Aku akan pergi dan jangan pernah mengikutiku satu pun dari kalian! "

Mants dengan wajah lemasnya keluar dari ruangan dan hanya satu orang yang menyadarinya. Says memandangi pintu keluar dengan seksama. Ia sedikit merasa bersalah tentang barusan.

"Meskipun begitu, aku tetap harus melakukannya. Mants, tempuhlah jalanmu yang lain, dan tinggalkan pemandangan ini dan lihatlah dunia, kelak kau akan tahu apa yang tak pernah kau ketahui."

***

DPN secara resmi dibubarkan. Lalu, orang yang menyebut dirinya 'Kilat Berjalan' mendapatkan satu jabatan sebagai penanggung jawab sebuah desa dari satu daerah terlantar. DPN digantikan oleh satu dewan baru bernama Dewan Pelindung Maharaja (DPM) dengan tugas yang sama.

Jatuhnya DPN tak banyak ditentang, bahkan menuai banyak dukungan. Tapi, frekuensi teror dari Gap-Ken semakin banyak. Seperti, tak ada yang peduli. Teror-teror tersebut kebanyakan adalah pencemaran nama pemerintahan dengan pembocoran dokumen rahasia negara.

Pemerintah yang tak ingin ambil pusing menerapkan sebuah kebijakan yaitu setiap orang yang ikut menyebarkan berita buruk tentang pemerintah akan dihukum kurungan maksimal 30 tahun dan denda terbesar sebesar 1 Kuadriliun uang elektronik (UE). Sedangkan sumber berita awal akan dihukum mati. Hal itu cukup membuat takut banyak orang.

Biasanya, dokumen dibocorkan melalui jaringan internet umum atau melalui peretasan tayangan televisi pemerintah. Namun, usaha itu selalu ditertawakan pemerintah karena mereka memiliki senjata peraturan yang mengendalikan banyak orang. Dibalik tertawa yang sering menghiasi wajah mereka, mereka sebenarnya juga merasa takut dengan teror yang semakin menjadi-jadi. Pemerintah internasional memang kuat, tapi jumlah perbandingan pendukung dan oposisi sangat berbeda jauh dilihat dari peta daerah pantas yang mencakup sebagian kecil dari keseluruhan Negara Internasional.

***