Qiran menatap wajah pucat Yudha yang masih di lengannya. Meski berasal dari gen ibu, Yudha tetaplah bagian dari Pradhika. Terlepas dari siapa ayah biologis Yudha sebenarnya. Qiran mulai menanamkan dalam hati bahwa remaja itu adalah bagian dari keluarganya. Qiran akan berusaha menerima Yudha sebagai adik setelah ini.
Qiran kembali menepuk pipi Yudha dan mengguncang pelan tubuh lemas itu, mencoba untuk membangunkan.
"Woy ... bangun sekarang juga, Bocah! Sudah kubilang, aku tidak akan mengizinkanmu pergi begitu saja!" Qiran kembali membentak. Perasaannya bercampur aduk, antara kesal dan panik.
Yudha masih bergeming. Sepertinya dunia yang ia lihat saat ini sangat indah, hingga ia tidak mendengar teriakan Qiran sejak tadi.
"Kalau kau tidak bangun juga, aku bersumpah tidak akan mengakuimu sebagai adik, Bocah!" Qiran semakin kencang berteriak.