Qiran jarang sekali menghabiskan waktu di lantai satu rumahnya ini. Biasanya, Qiran lebih sering menghabiskan waktu dengan bekerja di ruang kerjanya hingga mengantuk.
"Kenapa beberes malam-malam seperti ini, huh? Biarkan saja! Besok pagi Bibi Rukmini pasti akan membereskannya."
Qiran kembali mengawali percakapan. Ia selalu saja jengkel dengan apa pun yang dilakukan anak angkat dari ayahnya itu. Qiran tidak menyadari jika sikapnya seperti itu bukan karena ia membenci Yudha. Qiran hanya ingin mendapat perhatian dari Yudha. Hanya saja, adiknya itu tidak pernah peka selama ini.
Qiran butuh seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Seseorang yang menemani di saat Qiran lelah dan selalu menggumamkan kata penyemangat seperti, "Kau sudah bekerja keras hari ini, Kak Qiran. Sekarang beristirahatlah!