Ketika Hilal lewat di perkumpulan orang tadi, Hilal semakin mempercepat langkahnya, menghindari pertanyaan yang akan terlontar dari keluarga maya remaja yang terbaring di dalam ruang ICU.
Jadi, tangan-tangan yang sebelumnya melarangnya Hilal untuk masuk tadi, mungkin hanya ingin bertanya, "Siapa Anda?"
Mungkin seperti itu. Well, kelima indera Hilal memang tidak berfungsi secara normal tadi, jadi dapat dimaklumi juga. Ternyata seorang Hilal Devarendra juga dapat bertingkah sekonyol tadi.
Hilal menghela napas panjang, dan mengembuskannya secara perlahan. Ia menyadari kekonyolan yang ia perbuat baru saja.
Walaupun Hilal menjadi salah satu donatur terbesar di rumah sakit ini, tapi tetap saja kejadian tadi begitu memalukan bagi Hilal.
"Pak Hilal, kenapa Anda masih di sini?" tanya Suster Kiki, yang tiba-tiba sudah berada di hadapan Hilal.
"Suster, di mana putraku saat ini berada? Dia masih hidup 'kan, Suster?" tanya Hilal, panik. Dia sambil memegang kedua lengan suster itu.