Tangan Arjuna yang masih melingkar di pundak Yudha, otomatis membawa kawannya itu berlari juga bersamanya. Yudha tidak tahu sebabnya, tapi ia mengikuti langkah Arjuna yang terseok-seok. Yudha tidak berani berteriak karena ia merasakan firasat buruk jika Arjuna saja yang lebih berani dari dirinya kini malah berlari tunggang langgang. Bahkan Arjuna seolah melupakan jika kakinya sedang bengkak.
Arjuna tak berani berteriak atau pun menoleh ke arah belakang sejak tadi. Ia masih belum percaya atas apa yang dilihatnya tadi. Mata merah menyala itu terlihat begitu seram di lorong yang sangat minim cahaya ini. Postur tubuh makhluk tadi menyerupai raksasa berbulu hitam yang mereka temui di ruangan sebelumnya. Hanya saja ukuran makhluk itu jauh lebih kecil. Seperti ukuran manusia dewasa, hanya saja lebih tinggi dan besar. Mungkinkah itu adalah makhluk yang biasanya berada di pohon sawo? batin Arjuna.