"Maaf untuk apa, Dewi?" Yudha menanggapi ucapan Sang Dewi.
"Sebenarnya, selama kita tinggal bersama, aku sudah menyerap beberapa energi kehidupanmu untuk bertahan hidup di Dunia Manusia. Itu menyebabkan tubuhmu sering kali merasa lemas, bukan?" Dewi mengungkapkan kejujuran. Ia tidak bermaksud jahat. Hanya saja keadaan yang memaksanya. Ia harus tetap berwujud manusia ketika berada di Alam Fana dengan menyerap jiwa manusia.
"Ah, mengenai hal itu. Bukankah aku yang sudah mengizinkanmu untuk melakukan itu, Dewi? Aku sudah memaafkannya, bahkan sebelum kau mengatakan ini. Jadi, lupakanlah itu semua, Dewi! Jika boleh, aku bahkan bersedia menyerahkan nyawaku untukmu. "
Lagi-lagi Yudha mengatakan kalimat yang ia sendiri tidak mengerti. Namun, itu terlontar begitu saja dari bibir pucatnya. Yudha merasa sudah kenal sangat lama dengan Dewi.
Tangisan Dewi semakin pecah. Ia mencium alis, kening dan rambut Yudha.
"Dewi?" panggil Yudha kembali.