"Lalu, kenapa memangnya bocah ini pingsan tadi, Do?" Arjuna yang sedang sibuk menusuki kasur menggunakan jarum, ikut bersuara. Kurang kerjaan sekali ini anaknya Tuan Hilal. Tunggu sampai orang yang menjaga UKS datang! Dia pasti sudah mengomel-omel karena tindakan Arjuna yang kurang kerjaan itu.
"Menurut pengamatanku, bocah ini akan segera mati," imbuh Edo dengan nada datar.
"Apa?! Mati?!" pekik Yudha dan Angga secara bersamaan. Sedangkan, Arjuna hanya menarik sudut kanan bibirnya sebagai tanggapan.
"Sumpah, pas kakak mengatakan aku akan mati dengan muka datar seperti itu sungguh menyebalkan, Kak!" gerutu Angga. Tapi, dia tidak berani melawan para kakak kelasnya itu.
Hening.
Tiba-tiba saja ruangan begitu sepi dan mencekam. Yudha dan Angga mengira bahwa ucapan yang dilontarkan Edo tadi mungkin saja benar. Mereka adalah remaja-remaja yang sangat tertarik dengan hal-hal yang di luar nalar.