"Achoo! Hatchiu! Achoo!" Suara bersin cantik, lagi-lagi terdengar. Qiran menutup hidungnya menggunakan lipatan lengan. "Ini aneh. Kenapa bersinku semakin menjadi saat berada di depan kamar bocah itu," gerutunya.
Qiran memegang kenop pintu, hendak memeriksa ke dalam kamar. Apa yang menyebabkan dirinya jadi bersin-bersin seperti itu? pikirnya.
Saat Qiran memutar kenop pintu, tiba-tiba Yudha sudah berada di hadapannya. Ia menghalangi pandangan Qiran dan kembali menutup pintu kamarnya. Yudha berdiri tepat di depan pintu, bersandar pada daun pintu.
"A-apa Kak Qiran me-merlukan sesuatu?" tanya Yudha, terbata. Ia meletakkan kedua tangannya di bingkai pintu sisi kiri dan kanan. Tak akan membiarikan Qiran melewatinya.
Qiran mengerutkan kening. Ia benar-benar merasa curiga. Tak biasanya Yudha berani menghalanginya seperti ini.
"Kau menyembunyikan apa di kamarmu, hah?" bentak Qiran, menatap tajam ke arah anak adopsi di rumah ini.