"Psst! Juna?" panggil Edo yang duduk di bangku depan Arjuna.
Arjuna sudah paham akan maksud panggilan itu. Arjuna langsung menyodorkan lembar jawabannya, bahkan sebelum Edo meminta.
Lagi-lagi Edo menyalin semua jawaban milik Arjuna. Entah sejak kapan, Edo menaruh harapan penuh pada pemuda yang sering dirundungnya itu. Padahal, sebelum-sebelum ini Edo masih sering berkelahi dengan Arjuna. Hanya karena ujian saja, Edo mengajak Arjuna untuk berdamai.
Arjuna tak pernah menaruh dendam pada teman sekelasnya. Yang Arjuna ikrarkan sebagai musuh hanya Yosi Ronivanendra.
Membalas dendam pada Edo itu tidak penting bagi Arjuna. Arjuna ingin tetap mempertahankan pencitraan sebagai anak yang baik. Ia sebisa mungkin menjalani kehidupannya dengan benar. Ia tak ingin repot-repot balas dendam atau apa pun itu pada sosok Edo. Kehidupannya terlalu berharga untuk hanya sekedar pembalasan dendam pada remaja labil seperti Edo. Arjuna merasa sudah berbeda level dengan Edo.