Hilal mengintip dari celah pintu. Terlihat Arjuna dan seorang gadis imut sedang bercanda ria. Arjuna tampak begitu berseri kala wajahnya tertimpa kilauan cahaya mentari yang masuk melalui jendela. Meski bibirnya masih pucat, tapi Hilal mengakui jika anaknya Maurasika itu benar-benar tampan. Jadi, Hilal tidak heran jika Arjuna menjadi salah satu murid populer seperti yang diceritakan oleh Yudha selama ini.
Hilal iseng mencuri dengar. Dia memang sangat senang menguping percakapan para remaja itu. Dia jadi mengingat tetang masa-masa sekolahnya dulu yang ia habiskan bersama Maurasika.
Terdengar jelas gadis itu sedang melakukan pendekatan pada Arjuna. Mereka terlibat perbincangan ringan seperti menanyakan tentang hobi, cita-cita, warna kesukaan hingga perbincangan berat seputar politik. Ah, telinga Hilal benar-benar merasa geli jadinya. Perasaan percakapannya dengan Maurasika dahulu tidak sampai membahas politik seperti anak-anak zaman sekarang.