Arjuna bahkan tidak tahu ia berada di daerah mana saat itu.
Mereka berjalan hampir puluhan menit. Bahkan rambut mereka pun sudah mengering saat ini. Hari sudah malam. Tapi, Arjuna tidak tahu tempat tujuannya setelah ini.
Di belokan sebelum kebun berumput dengan pohon kelapa menjulang tinggi, Arjuna mengeratkan genggamannya pada tangan Qiran tadi, menarik perhatian Qiran yang tadi fokus memetik asal bunga liar. Dia memperhatikan cara Qiran menaikkan sebelah alis, tatapan bertanya, pun cara gadis keturunan Hindustan memiring kepala.
Arjuna mengalami perasaan yang aneh. Dia seperti dapat membayangkan jantungnya berubah menjadi kaki yang menendang-nendang dada sehingga dia agak sulit bernapas normal.