Hilal kini butuh seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Seseorang yang menemani di saat Hilal lelah dan selalu menggumamkan, "Kau sudah bekerja keras hari ini, Ayah. Sekarang beristirahatlah!"
Selama hidupnya, Hilal hanya ingat jika ada satu perempuan yang bersikap seperti itu padanya. Maurasika. Kekasihnya itu selalu saja menanyakan apa saja yang dirasakan oleh Hilal. Juga ketika Hilal sangat lelah, Maurasika akan tersenyum dan berucap, "Kau sudah bekerja keras hari ini, Sayang. Jadi, aku akan meminjamkan bahuku untukmu bersandar."
Sejak dia berpisah dengan Maurasika, Hilal belum pernah merasa ada yang bersikap seperti itu kepadanya. Bahkan, keluarganya pun tidak pernah bersikap demikian.
Meskipun selama ini Hilal sudah bekerja keras, tapi seolah-olah tidak ada yang mengapresiasi kerja kerasnya itu. Ah, mungkin ini juga karena selama ini Hilal selalu tinggal sendirian.